Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 11-11-2020
Pilpres AS (1): Iron Jawed Angels!
H. Bambang Eka Wijaya
KEMENANGAN Joe Biden-Kamala Harris di Pilpres AS 2020, mengukir sejarah terpilihnya Kamala Harirs sebagai perempuan pertama menjadi wakil presiden di AS. Ia wanita kulit berwarna asal India, berhasil menaklukkan diskrimimasi ras yang sedang di puncak.
Dalam pidato kemenangannya, Kamala mengungkap getirnya pengorbanan kaum wanita dalam perjuangan menegakkan demokrasi.
"Dan kepada wanita yang bertanggung jawab atas kehadiran saya hari ini, ibu saya, Shamala Gopalan Harris, yang selalu ada di hati kami. Ketika dia datang ke sini dari India pada usia 19 tahun, mungkin dia tidak terlalu membayangkan momen ini.
Tapi dia sangat percaya pada Amerika di mana momen seperti ini mungkin terjadi. Jadi, saya memikirkan tentangnya dan tentang generasi wanita, wanita kulit hitam.
Wanita Asia, Kulit Putih, Latin, dan Pribumi Amerika sepanjang sejarah bangsa kita yang telah membuka jalan untuk momen malam ini.
Wanita yang begitu banyak berjuang dan berkorban untuk kesetaraan, kebebasan, dan keadilan bagi semua, termasuk wanita kulit hitam, yang terlalu sering diabaikan. Tapi sering kali membuktikan bahwa mereka adalah tulang punggung demokrasi kita.
Semua wanita yang bekerja untuk mengamankan dan melindungi hak memilih selama lebih dari seabad: 100 tahun yang lalu dengan Amandemen ke 19, (kemudian) 55 tahun lalu dengan Undang-Undang Hak Pilih, dan sekarang pada tahun 2020, dengan generasi baru wanita di negara kita yang memberikan suara mereka dan melanjutkan perjuangan untuk hak dasar mereka untuk memilih dan didengar.
Perjuangan 100 tahun lalu, memperjuangkan hak pilih wanita yang diungkap Karmala, tak kepalang beratnya, dilukiskan dalam film berjudul "Iron Jawed Angels" (bidadari-bidadari berahang besi), dibintangi aktris Hilary Swank.
Disebut berahang besi, karena para perempuan terdidik bahkan ada istri anggota legislatif itu ketika aksi demo menuntut hak pilih wanita ditangkap oleh penguasa. Mereka bukan hanya dipenjara. Tapi disiksa kelewat batas. Mereka protes dengan mogok makan, tapi dipaksa dibuka rahangnya oleh sipir untuk dijejalkan makanan lewat corong ke mulutnya.
Penyiksaan itu akhirnya dibocorkan lewat seorang sipir wanita yang bersimpati, ke suami korban di kongres. Akhirnya kongres gempar. Dan setelah massa aksi perempuan itu berbulan-bulan demo di depan Gedung Putih, Presiden Wodrow Wilson dari Partai Demokrat pada 1920 mengamandemen ke 19 Konstitusi AS untuk memberikan hak pilih bagi kaum wanita. ***
0 komentar:
Posting Komentar