Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 20-11-2020
Jepang Lolos dari Resesi Ekonomi!
H. Bambang Eka Wijaya
BERKAT keberhasilan menjaga keseimbangan antara mengatasi Covid-19 dan mengelola ekonomi domestik tetap berjalan efektif, pada kuartal III 2020 (Juli-September) Jepang lolos dari resesi ekonomi. Dengan itu pula, konsumsi masyarakat dan kinerja ekspornya positif.
Dalam mengendalikan Cobid-19, Jepang lebih menekankan pendekatan partisipatif, berdasar kesadaran warga untuk mengamalkan protokol kesehatan. Di Jepang tidak ada lockdown atau karantina wilayah, tidak ada PSBB, tidak ada jam malam.
Karena di Jepang tidak menerapkam sistem mobilisasi massa yang intimidatif untuk menaati prorokol kesehatan dengan razia masker yang diancam denda atau hukuman kerja paksa membersihkan parit.
Di Jepang, dengan pendekatan partisipatif pemerintah menghormati warganya sebagai manusia bernalar sehat, sadar dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dengan kesadaran warga itu, pandemi di Jepang kini relatif terkendali sehingga warga bisa tetap bekerja dan pabrik-pabrik tetap lancar berproduksi.
Semua itu sebagai solusi setelah sebelumnya ekonomi Jepang juga porak poranda oleh pandemi Covid-19 diramu dengan perang dagang sehingga rantai pasok induatri terganggu. Pada kuartal II 2020, ekonomi Jepang terkontraksi hingga minus 8,2%. Jelas, ekonomi warganya juga kedodoran.
Untuk memulihkan ekonomi warga, Jepang meniru Indonesia membagikan bantuan langsung tunai (BLT). Cuma skala bantuannya dapujagat, merata kepada setiap penduduk 1.000 dolar AS (sekitar Dp14 juta). Ini mendorong konsumsi masyarakat, khususnya belanja barang kebutuhan rumah tangga.
Hanya dalam satu kuartal, ekonomi Jepang berbalik mengalami pertumbuhan positif 5,0%. Pertumbuhan ekonomi itu mengalahkan ekspektasi para ekonom, yaitu 4,4%. Para analis memperkirakan pemulihan kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal terakhir 2020.
"Antara Juli dan September, kegiatan ekonomi Jepang mengalami kembali status yang agak normal karena pemerintah mencabut keadaan darurat di negeri itu," tulis Naoya Oshihubo, ekonom senior di Sumitomo Mitsui dalam analisisnya. (AP/AFP/Kompas, 17/11)
"Ke depan, kami percaya angka PDB pada kuartal berikutnya akan terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan meski dengan kecepatan yang lebih lambat," imbuhnya.
Kalau Jepang berhasil membalikkan keadaan dengan mengubah stragegi menangangi pandemi dan resesi ke model partisipatif, apakah Insonesia akan bertahan di model mobilisasi intimidatif? ***
0 komentar:
Posting Komentar