Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Warga RRT Kuasai Pasar Timor Leste!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 05-11-2020
Warga RRT Kuasai Pasar Timor Leste!
H. Bambang Eka Wijaya

SEDIKITNYA 4.000 orang warga Tionghoa yang masuk berangsur sejak bantuan pertama pemerintah RRT untuk Timor Leste merdeka 20 Mei 2002, kini menguasai pasar perekonomian Timor Leste, mulai dagang eceran sampai bisnis berskala besar.
South China Morning Post dikutip sosok.grid.id (29/10/2020) mencontohkan, di Plaza Timor, nyaris semua toko dan tempat perbelanjaan dimiliki oleh orang Tionghoa. Kini sudah ada sekitar 400 perusahaan milik warga Tionghoa yang aktif di negeri itu.
RRC merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Timor Leste pada 2002. Negara ini juga banyak memberikan bantuan untuk pembangunan Timor Leste yang berpenduduk 1,3 juta jiwa itu, utamanya proyek-proyek strategis.
RRC membantu membangun kementerian luar negeri, kementerian pertahanan, dan gedung-gedung perkantoran kepresidenan serta jaringan listrik negara serta jalan raya lintas negara.
Bulan lalu konstruksi dimulai pembangunan pelabuhan laut dalam senilai 490 juta dolar AS di Teluk Tibar, Timor Leste, yang dikerjakan BUMN milik RRT.
RRT melihat prospek ekonomi Timor Leste pada cadangan minyak buminya yang besar, meski kini baru diproduksi 38 juta barel per tahun bersama Australia.
Ma Liyu, seorang pengusaha wanita di Plaza Timor mengaku ke South China Morning Post berasal dari kota Ningde di Provinsi Fujian, Tiongkok. Ia mulanya ke Timor Leste untuk berdagang daun teh dan aksesori hape. Ma pindah 11 tahun lalu setelah mendengar akan mudah mendapatkan uang di negara tersebut.
Menurut Ma, banyak persaingan terjadi di Timor Leste antara orang Tionghoa. Namun, mereka mengatakan merasa lebih baik tinggal di Timor Leste.
Dikutip dari laman Bank Dunia tahun 2020 (5/7/2020), setelah 18 tahun merdeka pertumbuhan ekonomi Timor Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara. Sesuai data UNDP, Timor Leste berada di peringkat 152 sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.
Sekitar 70% penduduk Timor Leste hidup melarat di pedesaan dengan pertanian subsisten: musim hujan barjir, saat kemarau kekeringan. Termasuk kesulitan air untuk minum dan kebutuhan sehari-hari.
PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai 2.356 solar AS atau sekitar Rp35,23 juta (kurs Rp14.532) pada Desember 2020. Di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada 2019 sebesar 4.174,9 dolar AS atau sekitar Rp60 juta.
Masih menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Timor Leste sekitar 4,1% pada 2020, meningkat jadi 4,9% pada 2021. ***





0 komentar: