Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Begal Sepeda Mulai Marak di Jakarta!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 31-10-2020
Begal Sepeda Mulai Marak di Jakarta!
H. Bambang Eka Wijaya

MEMPRIHATINKAN. Begal terhadap pesepeda mulai marak di Jakarta. MetroTV Selasa (27/10) melaporkan, korban terakhir seorang perwira angkatan laut yang mengalami luka-luka jatuh dari sepeda hingga perlu dirawat. Pembegalan disertai kekerasan.
Menurut kepolisian, selama bulan terakhir telah terjadi tujuh kali pembegalan di jalanan Ibu Kota. Tiga pelakunya berhasil ditangkap polisi.
Selama pandemi Covid-19 cenderung makin ramai pengguna sepeda memenuhi jalan-jalan utama Jakarta. Pemprov DKI membangun fasilitas dengan memberi jalur hijau buat pengemudi sepeda seperti di sepanjang Jalan Sudirman, Jalan Thamrin dan sekitarnya.
Untuk keselamatan pengendara sepeda, polisi mengingatkan masyarakat agar jika bersepeda tidak membawa barang berharga, seperti telefon genggam. Juga tas yang talinya digantung di leher, pembegal yang memakai motor akan menarik tas tersebut sampai pesepeda jatuh dan melepaskan tasnya.
Tentu saja kepolisian langsung membangun jaringan pengamanan pengemudi sepeda dari begal di jalanan Ibu Kota. Tapi yang namanya penjahat, tak henti mencari kesempatan. Kian sulit kesempatan didapat, akan semakin ngawur kejahatan dilakukan.
Contohnya korban terakhir, pasti orangnya kekar dan berotot. Tapi karena sempitnya kesempatan, mereka tak sempat mengamati secara teliti lebih dahulu korbannya. Asal main gasak saja.
Kejahatan yang dilakukan secara nekat di tempat terbuka di jalanan Ibu Kota yang sehari-hari relatif ramai, bisa diduga dilakukan karena dorongan keterpaksaan oleh kondisi yang amat terdesak. Kesulitan akibat pandemi dan dampak ekonominya bisa jadi alasan.
Namun di sisi lain bisa diasumsikan, jaring pengaman sosial yang telah dilakukan secara berlapis dan bersilang itu, rupanya tetap masih menyisakan lubang-lubang yang tak tertutup kemerataan segala jenis bansos. Atau kemungkinan lain, sebenarnya keluarganya telah menerima bansos, tapi jumlahnya yang jauh dari mencukupi. Akibatnya, terpaksa mencari tambahan.
Untuk itu, sejalan dengan para pesepeda yang harus semakin hati-hati dan waspada terhadap kejahatan yang bisa menyasar dirinya, polisi terus memperkuat perlindungan kepada warga pesepeda, jaringan pengaman sosial perlu diperkuat dengan sebaran yang lebih merata lagi.
Syukur kalau ada kreativitas mobilisasi massa kurang mampu mengikuti kegiatan yang bisa memberi tambahan penghasilan, seperti padat karya tunai. Diharapkan, disiapkan pilihan jalan keluar dari impitan kesulitan ekonomi.***

0 komentar: