Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 18-10-2020
2 Penemu 'Gunting Gen'
Raih Hadiah Nobel Kimia!
H. Bambang Eka Wijaya
DUA ilmuwan perempuan penemu "gunting gen (DNA)" meraih Hadiah Nobel bidang Kimia 2020. Mereka, Emmanuelle Charpentier dari Max Planck Unit for the Science of Pathogens, Berlin, Jerman, dan Jennifer A. Doudna dari University of California, Berkeley, AS.
Keduanya tokoh di balik teknologi modifikasi gen termaju saat ini, CRISPR/Cas9.
CRISPR juga disebut "gunting gen" atau gunting kode kehidupan. Teknologi ini membantu para ilmuwan mengubah DNA hewan, tanaman, dan mikroorganisme dengan presisi yang sangat tinggi dan hanya dalam hitungan minggu.
Gen adalah satu unit keturunan pada semua makhluk yang merupakan suatu segmen DNA pembawa informasi yang mengatur berbagai fungsi biokimia fisiologis pembentuk karakter organisme.
Temuan gunting gen ini juga membuka peluang bagi terapi kanker, HIV, dan penyakit-penyakit genetik lainnya.
DNA itu seperti buku petunjuk untuk menelusuri kehidupan 'planet' (tubuh kita). Sedangkan CRISPR/Cas9 membantu menentukan wilayah dalam materi genetik.
Penentuan wilayah materi genetik membantu para ilmuwan mengubah dan melumpuhkan gen tertentu atau memasukkan materi genetik baru di wilayah yang telah ditentukan tersebut.
Cas9 itu sejenis protein yang dimodifikasi, bertindak seperti gunting yang bisa memotong bagian untai DNA.
CRISPR adalah singkatan dari clustered regularly interspaced short palindromic repests, yakni urutan DNA berulang dalam gen.
"Doudna dan Charpentier menunjukkan CRISPR bekerja seperti gunting yang dapat ditargetkan untuk memotong urutan DNA tertentu," kata Andrew Holland, asisten profesor di Departemen Biologi Molekuler dan Genetika di sekolah kedokteran Johns Hopkins.
"Setelah pemotongan dilakukan, kode DNA memungkinkan untuk diubah. Ini memungkinkan para ilmuwan mengubsh kode DNA dengan menargetkannya sehingga bisa memahami dan mengobati penyakit genetik," jelas Andrew. (SainsKompas, 8/10/2020)
CRISPR/Cas9 telah dilakukan di hampir semua organisne, termasuk tumbuhan, mikroba, hewan, dan manusia.
"Apa yang dilakukan sistem adalah dapat mengenali gen spesifik tertentu dan memperbaiki mutasi. Kita bisa melakukan copy paste atau beberapa pengeditan seperti mengedit teks. Sistem bisa mengedit genom dan mengubah properti gen," ujar Charpentier.
Tak berlebihan, teknologi yang muncul dari temuan Doudna dan Charpentier telah merevolusi bidang kedokteran klinis, kata Jessica Downs, wakil kepala Divisi Biologi Kanker di Institute of Cancer Resesrch, Inggris. ***
0 komentar:
Posting Komentar