Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Indonesia Menggugat 1930 -- 2020!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 10-10-2020
Indonesia Menggugat 1930 -- 2020!
H. Bambang Eka Wijaya

PADA Desember 1930 di depan pengadilan kolonial Bung Karno menyampaikan pleidoi yang terkenal dengan Indonesia Menggugat. Intinya, kapitalisme dari yang kuno hingga yang modern menindas rakyat karena itu harus diusir dari bumi pertiwi.
Ironisnya pada 2020, dipelopori partai yang besar berkat mengglorifikasi nama Bung Karno, membuat UU yang memfasilitasi masuknya kembali kapitalisme (investor asing) ke Indonesia yang sudah merdeka berkat pengorbanan Bung Karno dan para pejuang. Akibatnya kini bangkit perlawanan rakyat untuk mencegah kembalinya kapitalisme modern menindas bangsa.
Mengenai pergerakan rakyat itu Bung Karno menegaskan dalam Indonesia Menggugat, "Pergerakan lahir adalah alamiah karena penderitaan rakyat yang tak tertahankan."
Berikut kutipan langsung Indonesia Menggugat pada bagian yang menegaskan kapitalisme sebagai musuh yang harus diusir dari bumi pertiwi kita.
"Dan bukan saja di dalam dua macam itu imperialisme bisa kita bagikan,--imperialisme juga bisa kita bagikan dalam imperialisme-tua dan imperialisme-modern. Bukankah besar bedanya imperialisme-tua bangsa Portugis dan Spanyol atau East India Company Inggris atau Oost Indische Compagnie Belanda dalam abad ke 16, 17 dan 18 -- dengan imperialisme-modern yang kita lihat dalam abad ke-19 atau 20, imperialisme-modern yang mulai menjalar ke mana-mana sesudah kapitalisme-modern bertakhta kerajaan di Benua Eropa dan di benua Amerika Utara.
"Imperialisme-modern, --imperialisme-modern yang kini merajalela di seluruh benua dan kepulauan Asia dan yang kini kami musuhi itu, -- imperialisme-modern itu adalah anak kapitalisme-modern. Imperialisme modern pun sudah mempunyai perpustakaan,--tetapi belum begitu terkenal di dalam arti-artinya dan rahasia-rahasianya sebagai soal kapitalisme. Imperialisme-modern itu, oleh karenanya, Tuan-Tuan Hakim, mau kami dalilkan artinya agak lebar sedikit dari buku-buku satu dua. Kami tidak akan mendalilkan buku Sternberg "Der Imperialismus" yang "kering".
Jelas, musuh perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, utamanya Bung Karno dan para pejuang generasinya adalah kapitalisme dan turunannya imperialisme-modern.
Dalam hal ini Bung Karno tegas menolak kapitalisme modern karena hanya menjadikan bangsa kita sebagai bangsa kuli, kuli dari bangsa-bangsa lain.
Karena itu, kalau kini kita justru mengundang kapitalisme untuk kembali dipertuan, jelas merupakan pengkhianatan terhadap Bung Karno dan para pejuang kemerdekaan. ***






0 komentar: