Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 11-10-2020
Bukti Baru, Vitamin D
Tekan Kematian Covid!
H. Bambang Eka Wijaya
SEBUAH studi menghasilkan bukti baru, orang dengan tingkat Vitamin D yang cukup dalam tubuhnya cenderung memiliki risiko kematian yang lebih rendah ketika dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Menurut Medical News Today yang diterbitkan jurnal PLOS ONE, para peneliti dari Universitas Boston, AS, mengamati sampel darah dari 235 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Peneliti mengamati para pasien, mulai dari hasil perawatan, pelacakan gejala, termasuk tingkat keparahan infeksi mereka, apakah mereka menjadi hipoksia (kekurangan oksigen), dan apakah mereka selamat dari Covid-19.
Pasien dengan tingkat vitamin D yang cukup dalam tubuhnya, tampak memiliki efek perlindungan lebih terhadap virus corona.
Mereka yang memiliki kadar 25-hidroksivitamin D dalam darah (prakondisi yang diproduksi di hati yang digunalkan dokter untuk menentukan kadar vitamin D) mimal 30 mg/mL memiliki peluang yang sangat rendah untuk kehilangan kesadaran, hipoksia, atau bahkan sekarat.
Dalam darah mereka juga menunjukkan tingkat protein C-reaktif yang lebih rendah (pertanda inflamasi) dan tingkat limfosit sel kekebalan yang lebih tunggi.
Pada pasien yang berusia lebih dari 40, peneliti menemukan bahwa pasien yang cukup vitamin D memiliki kemungkinan 51,5% lebih kecil untuk meninggal karena penyakit Covid-19, dibanding mereka yang kekurangan vitamin D.
"Studi ini memberikan bukti langsung kecukupan vitamin D dapat mengurangi komplikasi, termasuk badai sitokin (pelepasan terlalu banyak protein ke dalam darah yang terlalu cepat), dan pada akhirnya menurunkan risiko kematian akibat Covid'19," kata penulis penelitian Dr. Michael F. Holick dikutip SainsKompas (2/10/2020).
"Karena kekurangan vitamin D terjadi pada anak-anak dan orang dewasa seluruh dunia, terutama pada musim dingin, sangatlah bijaksana bagi setiap orang yang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mengurangi risiko terinfeksi dan mengalami komplikasi Covid-19," imbuhnya.
Kabar baiknya, vitamin D dibuat dalam tubuh kita saat terpapar sinar matahari.
Orang dengan warna kulit lebih gelap perlu menghabiskan waktu lebih lama di bawah sinar matahari, dibandingkan dengan orang berkulit pucat untuk mendapatkan tingkat vitamin D yang cukup.
Horlick dan tim menemukan bahwa kecukupan vitamin D bisa mengurangi risiko tertular Vovid-19 hingga 54%. Mereka percaya vitamin D memberi perlindungan terhadap penyakit saluran pernapasan atas lainnya, seperti influenza. ***
0 komentar:
Posting Komentar