Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kapitalisme Gagal, RI.Malah Memaksa!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 08-10-2020
Kapitalisme Gagal, RI Malah Memaksa!
H. Bambang Eka Wijaya

PAUS Fransiskus dalam Surat Ensiklik, Minggu (AP, 4/10) mengatakan, pandemi virus corona telah membuktikan bahwa "teori ajaib" tentang kapitalisme telah gagal dan bahwa dunia membutuhkan jenis politik baru yang mendorong dialog dan solidaritas.
Ironisnya, pemerintah dan DPR RI malah memaksakan sistem kapitalisme yang telah terbukti gagal itu dengan merubah ribuan pasal UU yang sesuai dengan dasar negaranya ke dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang fokus menguntungkan kapitalis tapi merugikan dan menyengsarakan rakyatnya sendiri terutama kaum buruh.
Dalam suratnya yang merupakan ajaran untuk para Uskup Katolik itu, Paus Fransiskus mengutip hilangnya jutaan pekerjaan yang parah akibat virus sebagai bukti perlunya para politisi mendengarkan gerakan populer (rakyat), serikat pekerja dan kelompok yang terpinggirkan dan untuk membuat kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih adil.
"Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar," tulis Paus. (Kompas.com, 4/10/2020)
"Sangat penting untuk memiliki kehijakan ekonomi proaktif yang diarahkan pada mempromosikan ekonomi yang mendukung keragaman produktif dan kreativitas bisnis serta memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja dan tidak memotong (PHK)," tulisnya.
Paus mengulangi kritiknya terhadap sistem ekonomi global yang "jahat", yang secara konsisten membuat orang miskin terpinggirkan sambil memperkaya segelintir orang.
Dari pandangan Paus Fransiskus itu mungkin yang paling tepat dilakukan pemerintah dan DPR adalah membuka dialog lebih luas dengan berbagai unsur masyarakat sebagai proses sosialisasi substansi UU yang selama ini cenderung masih kurang.
Seiring dengan dialog, solidaritas pemerintah dan DPR terhadap penderitaan kaum buruh di bawah tekanan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dikembangkan dalam rasa senasib sepenanggungan sesama warga bangsa. Alangkah tak etis sikap pemerintah dan DPR di tengah penderitaan warga bangsa akibat pandemi itu bersikap mentang-mentang berkuasa terhadap buruh yang memang secara politik amat lemah.
Lebih tak etis lagi kalau untuk penyusunan RUU Cipta Kerja yang menyengsarakan buruh itu dilakukan secara rahasia dengan bersembunyi di hotel agar tak tercium publik pembahasan isinya.
Namun demikian tetap diyakini, pemerintah dan DPR masih punya iktikad baik terhadap warga sehingga tak memaksakan sistem yang "jahat" itu pada anak bangsa. ***



0 komentar: