Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

KUR Pertanian Capai Rp37,6 Triliun!

Artikel Halaman 8, Lampung PostvSelasa 13-10-2020
KUR Pertanian Capai Rp37,6 Triliun!
H. Bambang Eka Wijaya

PENYALURAN Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian sampai pekan lalu telah mencapai Rp37,6 triliun. Jumlah itu 75% dari target sampai akhir 2020 sebesar Rp50 triliun. Untuk KUR tersebut pemerintah memberikan  subsidi bunga 6% hingga Desember 2020.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy dalam Webinar mengenai Pangan Nasional, Minggu (11/10) mengatakan, pembiayaan tersebut digunakan petani untuk mengembangkan budidaya atau mengerjakan bisnis lainnya yang berkaitan di bidang pertanian.
Penyaluran KUR tersebut telah dinikmati petani di berbagai subsektor. Antara lain, tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, kombinasi pertanian/perkebunan dengan peternakan, serta jasa pertanian.
"Jadi ada permodalan dari Kementan yang ditugaskan dengan memanfaatkan dana KUR," kata Sarwo dikutip Kompas.com (12/10).
Ia menambahkan, selain penyaluran KUR, upaya untuk mendorong produktivitas juga dilakukan melalui pupuk bersubsidi dan pemberian benih unggul bermutu. Khususnya pada tanaman padi, sehingga diharapkan terjadi peningkatan produksi saat panen.
"Kami juga beri bantuan benih, sehingga padi-padi lokal yang biasa ditanam oleh petani dengan produktivitas 3-4 ton per hektar, menjadi benih padi unggul bermutu diharapkan bisa di atas 6 ton per hektar," tambah Sarwo.
Berbagai bantuan ke sektor pertanian itu sangat penting mengatasi gejala involusi pertanian yang semakin tajam. Involusi pertanian adalah beban tanah pertanian yang semakin sempit (dan tenaga petani yang semakin sedikit) memikul kebutuhan pangan jumlah penduduk yang semakin besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak tahun 1990-2018 kontribusi pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) turun drastis dari 22,09% menjadi sekitar 13%. Serapan tenaga kerja untuk sektor pertanian juga turun tajam dari 55,3% menjadi 31% pada priode sama.
Upaya meningkatkan produktivitas erat kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan petani. Pasalnya, ketika ekonomi Indonesia priode lima tahun terakhir tumbuh 5%, sektor pertanian hanya mampu tumbuh 3%.
Involusi dalam arti luas (lahan dan tenaga tani mengecil) itu disebabkan alihfungsi lahan dan irbanisasi yang pesat. Tanpa diimbangi upaya memperkuat sektor pertanian dan memikat tenaga kerja baru, dalam jangka panjang bisa terjadi krisis pangan.
Jadi, upaya mengatasi alihfungsi lahan dan urbanisasi harus menyertai bantuan ke sektor pertanian. ***


0 komentar: