Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Covid-19 RI Sudah Mencapai Puncak?

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 01-10-2020
Covid-19 RI Sudah Mencapai Puncak?
H. Bambang Eka Wijaya

AKHIR pekan lalu Covid-19 di RI memberi isyarat baik. Setelah Jumat (25/9) kasus baru mencatat rekor pada 4.823, esoknya Sabtu (26/9) turun jadi 4.494 kasus, lalu pada Minggu (27/9) turun lagi jadi 3.874 kasus. Apakah itu pertanda puncak Covid-19 telah tercapai?
Diharapkan begitu. Karena setelah mencapai puncak, selanjutnya hanya satu kemungkinan, yaitu tren menurun dan terus melandai.
Tren penurunan itu juga terlihat pada positivity  rate (PR). Pada Jumat (25/9) itu angka harian kasus baru sebanyak 4.823 tercatat sebagai hasil tes (swab PCR) terhadap 26.419 orang, berarti PR-nya 18,26.
Sedangkan pada hari Minggu (27/9), berdasar data Kementerian Kesehatan yang dikutip Kompas.com pada hari itu, angka positivity rate Covid-19 Indonesia berada di angka 14,4%.
Artinya, apabila ada 100 orang yang dites kemungkinan ada 14 orang yang terdeteksi positif virus corona. Dengan itu, meski ada gejala penurunan, angka PR itu masih tinggi, melebihi batas ambang ideal yang ditetapkan WHO, yakni pada 5%.
Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, PR ini penting  untuk diperhatikan oleh tiap-tiap wilayah. Apabila PR di atas 5%, maka diklasifikasikan tinggi dan sangat serius jika berada di atas 10%.
"Itu artinya bahwa di daerah tersebut memiliki penularan komunitas yang relatif tinggi dan cakupan tes yang belum cukup untuk menyaring atau mendeteksi kasus positif di masyarakat tersebut," jelasnya.
Karena itu, mengiringi tren penurunan penularan Covid, penyaringan orang yang terinfeksi dalam masyarakat harus dipacu lewat tes yang lebih masif dan lebih luas lagi. Tes dilakukan berkelanjutan sampai orang yang terinfeksi virus corona dalam masyarakat habis.
Untuk efektifnya tes mengurangi jumlah orang yang terinfeksi dalam populasi, salah satu cara telah dicoba dan cukup berhasil di Jawa Timur, yakni dengan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) lewat pendekatan komunitas.
Batasan skala komunitas mikro itu seperti pesantren atau kampung tangguh. Pada pesantren atau kampung yang ditemukan Covid, dilakukan karantina lokal untuk dites secara menyeluruh populasinya. Dengan demikian secara bertahap, komunitas demi komunitas dibersihkan dari virus corona. Sampai akhirnya semua komunitas bersih, dan suatu wilayah benar-benar aman dari corona.
Satgas dan semua pihak harus bekerja keras membasmi virus dengan membersihkan komunitas demi komunitas sampai tuntas. Cara ini layak dicoba untuk mengurangj penyebaran Covid-19. ***

 




0 komentar: