Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 22-10-2020
Defisit APBN Melebar, Rp682 Triliun!
H. Bambang Eka Wijaya
MENTERI Keuangan Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN kian melebar. Akhir September 2020 mencapai Rp682,1 triliun atau setara 4,16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pemerintah memperkirakan kinerja pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun bakal mengalami kontraksi di kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%.
Tahun ini pemerintah sudah merevisi dua kali target defisit anggaran, dari yang sebelumnya 1,7% terhadap PDB dalam APBN 2020, menjadi 5,07% pada Perpres 54/2020. Kemudian berdasar Perpres 72/2020 target defisit direvisi menjadi 6,34%. Tahun depan defisit diperkirakan mencapsi 5,7%.
Untuk membiayai defisit itu dilakukan melalui peningkatan utang. Utang luar negeri Indonesia terhadap PDB sampai akhir Agustus 2020 mencapsi 38,5% dari PDB. Padahal sejak 2009 hingga bulan sebelumnya pada level 37%.
Defisit APBN pada akhir September itu setara dengan 65,6% dari target APBN dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp1.039,2 triliun. Defisit APBN terjadi karena realisasi belanja negara lebih tinggi dibanding pendapatan negara.
Secara lebih rinci dalam paparannya Sri Mulyani menjelaskan, hingga akhir September pendapatan negara tercatat mencapai Rp1.159 triliun, turun 13,7% dibanding realisasi pada priode yang sama tahun lalu yakni Rp1.342,25 triliun.
Dalam Perpres 72 pemerintah merancang pendapatan negara bakal mencapai Rp1.699,9 triliun di akhir tahun. Realisasi pendapatan hingga akhir September itu setara 68,2% dari yang dirancang pemerintah.
Selain itu, Sri Mulyani mengungkap pemerintah telah menambah pembiayaan atau utang baru sebesar Rp810,8 triliun hingga akhir September 2020. Kenaikan pembiayaan tersebut mencapai 155,1% dibanding priode sama tahun lalu yang hanya Rp317,9 triliun.
Nilai pembiayaan utang tersebut mencapai 66,4% dari target dalam Perprea 72 sebesar Rp1.220 triliun. (Kompas.com, 19/10/2020)
Penarikan utang baru itu terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp790,6 triliun atau naik 139%. Selain itu ada juga pinjaman Rp20,1 triliun atau turun 259,5% dari priode sama tahun lalu.
Dari SBN yang diterbitkan pemerintah, yang telah dibeli Bank Indonesia (BI) dalam SKB I mencapai Rp61,63 triliun.
Sedangkan dalam SKB II atau burden sharing sebesar Rp320,81 triliun untuk public good, dan non-public good Rp91,13 triliun.
Total pembiayaan anggaran sampai akhir September Rp784,7 triliun atau naik 154,9% dari priode sama tahun lalu, 75,7% dari target Perpres 72 sebesar Rp1.039,2 triliun. ***
0 komentar:
Posting Komentar