Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 16-06-2021
Presiden, 'Kapolri, Pungli Marak, Tindak!'
H. Bambang Eka Wijaya
PRESIDEN Jokowi Kamis pagi (10/6) tiba-tiba menelepon Kapolri Listyo Sigit Prabowo dari Tanjung Priok, memberi tahu pungutan liar (pungli) terhadap sopir kontainer sepanjang jalan menuju pelabuhan. Prediden memerintahkan Kapolri bertindak.
"Pak Kapolri, selamat pagi. Ini saya di Tanjung Priok, ada keluhan, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di (Terminal) Fortune, di NPCT One, kemudian di Depo Dwipa, pertama itu," kata Jokowi.
"Yang kedua juga kalau pas macet, itu banyak driver-driver yang dipalak sama preman -preman. Ini tolong bisa diselesaikan," kata Presiden.
Perintah kepada Kapolri itu disampaikan setelah Presiden berdialog dengan para sopir truk kontainer di Terminal Tanjung Priok pagi itu. Para sopir mengeluhkan pungli dan pemalakan yang mereka alami.
Hari itu juga polisi menangkap 49 orang preman di Tanjung Priok. Besoknya ditangkap seorang supervisor operator crane selaku koordinator pungli.
Juga sehari setelah perintah Presiden itu, penangkapan preman dan tukang parkir liar di berbagai kota dilakukan. Antara lain di Semarang, ditangkap 281 orang preman dan parkir liar. Juga di Serang, Banten, pegangkapan preman masif dilakukan di terminal dan pasar.
Kahumas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, 49 orang yang ditangkap di Tanjung Priok itu sebagian besar pegawai PT Greating Fortune Container (GFC) dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta, operator peralatan bongkar muat pelabuhan.
Perintah Presiden untuk sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli) sebenarnya sudah terlembaga melalui Perpres Nomor 87 Tahun 2016. Namun kenyataan di lapangan yang ditemukan sendiri oleh Presiden, tampak peraturan presiden itu belum berjalan efektif.
Terkesan operasi Saber Pungli seolah hanya ramai saat teringat saja. Lalu lupa dan sepi.
Namun tidak sepenuhnya demikian. Pasalnya, operasi Saber Pungli umumnya difokuskan pada loket-loket pembayaran resmi, dengan objeknya aparatur pemerintah atau petugas keamanan, seperti polisi lalu lintas di jalanan.
Sesekali masih terdengar berita petugas aparatur penetintah kena operasi tangkap tangan (OTT) Tim Saber Pungli. Artinya Tim Saber Pungli masih tetap aktif.
Namun yang ditemukan Presiden pelaku punglinya bukan aparat. Melainkan preman dan pegawai swasta.
Jadi bisa dikatakan, kali ini Tim Saber Pungli kecolongan. Sebab, yang diplototi aparat, tapi punglinya dilakukan preman. Dan ternyata lebih ganas. ***
0 komentar:
Posting Komentar