Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 27-06-2021
Bangga Punya Pacar Sopir Angkot!
H. Bambang Eka Wijaya
PEMBANTU atau juga disebut asisten rumah tangga di rumah teman saya di Jakarta bangga punya pacar seorang sopir minibus angkutan kota (angkot).
Saat teman saya cerita soal itu, saya tanya sang pembantu, "Pacarmu siapa?"
"Sopir angkot!" jawabnya dengan nada bangga.
"Kau yakin mencintai sopir angkot, sudah kau pikirkan masa depan sopir angkot kalau kalian menikah kelak?" tanyaku.
"Masa kini sopir angkot sudah cukup baik, semoga masa depan lebih baik lagi," jawabnya.
"Kau sudah cinta banget ya, sama sopr angkot itu. Sehingga apa pun tampak indah," tukasku.
"Pacarku sopr angkot Jak Lingko, bukan angkot odong-odong!" timpalnya. "Om orang Lampung, belum tahu Jak Lingko."
"Apa hebatnya sopir Jak Lingko?" kejarku.
"Sopir angkot Jak Lingko karyawan tetap, gajinya bulanan di atas upah minimum provinsi (UMP), gaji sopir mulai dari Rp4,2 juta sebulan. Hak dan kewajibannya tak jauh beda dengan karyawan Trans Jakarta," jelasnya.
"Hak dan kewajiban seperti soa?" tanyaku.
"Setidaknya jaminan kesehatan dengan BPJS Kesehatan, lalu jaminan hari tua dengan BPJS Ketenagakerjaan," jawabnya.
"Iya kalau mampu kerja sampap tua," selaku.
"Kalau usia 40-an sudah tak tahan lagi kerja, mundur dan tarik dana hari tua dari BPJS Tenagakerja untuk modal buka usaha UMKM," kilahnya.
"Tapi sopir angkot kan rawan kecelakaan! Kebut-kebutan kejar setoran," ujarku.
"Itu angkot tempo dulu, Om!" selanya. "Angkot sekarang, Jak Lingko jauh beda. Dengan gaji tetap sopir angkot Jak Lingko taat aturan lalu lintas. Tidak kebut-kebutan, tidak kejar setoran lagi," jelasnya.
"Kalau begitu naik angkot di Jakarta sudah lebih enak sekarang," sambut saya.
"Suduh lebih nyaman, Om," lanjutnya. "Karena penumpangnya juga diatur. Penumpang tak boleh bawa makanan, pengamen dilarang masuk, bayar pakai kartu Jak Lingko yang terintegrasi dengan bus medium seperti Kopaja yang pakai tanda Jak Lingko, dan bus besar; Bus Way."
"Terintegrasi gimana?" tanyaku.
"Waktu naik kendaraan pertama kartu di-tap pada ECG kenderaan pertama yang kita naiki kartu dipotong Rp3.500, pada kendarasn kedua dipotong Rp1.500, pada kendaraan ketiga dipotong Rp0. Satu seri itu waktunya tiga jam," ujarnya. "Lewat tiga jam, berlaku seri baru."
"Kalau saya dari luar kota belum tahu harus pakai ksrtu Jak Lingko apa akan dipaksa turun?" tanya saya.
"Bisa pakai kartu e-money seperti e-toll, tapi tarifnya regular, setiap tap dipotong Rp3.500," jawabnya.
"Kalau begitu pantas bangga punya pacar sopir angkot." ***
0 komentar:
Posting Komentar