Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 22-06-2021
Misi Mengatasi Pengangguran Selesai!
H. Bambang Eka Wijaya
SEORANG motivator lembaga sosial independen yang bertugas memotivasi para penganggur agar gigih mencari pekerjaan atau tak henti mencoba berusaha, menemukan lokasi tongkrongan para penganggur di kawasan pasar dan terminal sepi.
Ia kembali ke markas menemui bos, dan bersorak, "Mission accomplished! Misi selesai dan berhasil! Pengangguran yang kita motivasi selama ini sudah habis. Mereka tak ditemukan lagi di semua lokasi tongkrongan!"
"Pengangguran habis?" Sambut bos. "Pak Ogah di putaran jalan, parkir liar, tukang angkat barang di pasar?"
"Semua bersih!" jawab motivator. "Mereka hilang bagai ditelan bumi!"
"Jangan-jangan program pemulihan ekonomi berhasil sehingga pengangguran terserap lapangan kerja semua," tebak bos.
"Atau Omnibus Law yang dibuat untuk membuka lapangan kerja sudah efektif," timpal motivator.
"Untuk memastikan apa yang terjadi, litbang turun ke lapangan melakukan survei artikulatif," perintah bos.
Seminggu kemudian artikulasi survei tersebut tampil di laman situs lembaga sosial itu.
"Para penganggur diangkut yang berwajib dari lokasi tongkrongan setelah dilabeli "preman". Kebanyakan penganggur berada di tempat yang salah, ketika yang berwajib menyikat preman pemalak sopir truk. Artikulasinya; ini jalan pintas mengatasi pengangguran. Labelisasi dan penangkapan itu hanya soal teknis, sebagai proses re-edukasi untuk pembinaan mental pengangguran dengan diasramakan.
"Dengan artikulasi habisnya pengangguran dari terminal dan pasar sebagai pelaksanaan re-edukasi diasramakan, ini bisa menjadi model mengatasi pengangguran paling canggih," ujar bos. "Ketika penghidupan sangat sulit akibat pandemi dan resesi, pengangguran yang tak punya penghasilan dibina pemerintah, diberi makan dan diasramakan."
"Itu sesuai konstutusi, Bos," timpal motivator. "Fakir miskin dan anak terlantar diurus oleh negara!"
"Efektif," ujar bos. "Ketimbang lewat utang seperti mengurangi kemiskinan. September 2014 utang pemerintah Rp2.601 triliun. (detik.com, 22/10/2014) September 2020 total utang pemerintah Rp5.576 triliun. (Tirto.id, 26/10/2020) Selama enam tahun utang bertambah Rp2.975 triliun. Sementara jumlah orang miskin September 2014 sebanyak 27,73 juta, pada September 2020 menjadi 27,55 juta."
"Berarti, selama 6 tahun utang bertambah Rp2.975 triliun, orang miskin cuma berkurang 18.000 jiwa," timpal motivator. "Sedang sekarang, dengan dana relatif, pasar dan terminal seluruh negeri bersih dari pengangguran." ***
0 komentar:
Posting Komentar