Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Bom Teroris, Jangan Tebar Curiga!

"PENGAMAT teroris Asia Tenggara, Sidney Jones, memastikan di Metro TV (18-7), serangan bom ke Hotel J.W. Marriott dan Ritz Carlton Jumat dilakukan teroris terkait jaringan Noordin M. Top, bukan elemen lain! Jadi bukan terkait pemilu yang masih diproses!" ujar Umar. "Penegasan Jones layak disimak, agar di antara sesama kita tak saling mencurigai, apalagi saling menuduh, hingga akibat teroris masyarakat kita malah jadi terpecah belah! Padahal, yang dihadapi adalah teroris sebagai musuh bersama seluruh bangsa!"

"Kalau ada yang terpancing dan menebar curiga, prasangka buruk di antara sesama warga bangsa, justru membuat usaha teroris untuk menciptakan kekeruhan, kekacauan, dan perpecahan dalam masyarakat Indonesia mencapai sasaran!" timpal Amir. "Juga mengait-ngaitkan serangan bom teroris itu dengan temuan intelijen terkait pemilu, karena yang terjadi justru akibat intel terobsesi pada ancaman terhadap pemilu, dan terbenam dalam paranoid obsesi tersebut, malah kebobolan serangan teroris!"

"Artinya, jangan pula masyarakat bangsa diseret ke dalam obsesi kalangan intelijen! Karena, ditarik dalam sejarah pemilu di Indonesia, obsesi itu jelas sangat berlebihan!" tegas Umar. "Lebih baik kita kembali ke realitas, masyarakat bangsa Indonesia semakin matang berdemokrasi, obsesi-obsesi sebaliknya cuma menyesatkan! Seandai nanti ada demo menolak hasil penghitungan KPU, misalnya dengan alasan DPT yang kacau, itu pun masih bagian dari demokrasi, karena kekacauan DPT juga kenyataan! Apalagi di sisi lain, sudah ada tokoh seperti Gus Dur yang secara terbuka menolak hasil pemilu!"

"Maka itu, kita hadapi terorisme sebagai musuh bersama--common enemy--masyarakat bangsa!" timpal Amir. "Intel-intel silakan merekam dan menganalisis ancaman dalam masyarakat, tapi alangkah baiknya jika setiap ancaman itu dibandingkan dengan realitas, sejauh mana perkembangan masyarakat kita dalam hal-hal tertentu--sejauh mana pula anomalinya, kalau ada! Tapi jelas, dalam masyarakat yang makin gandrung kedewasaan berdemokrasi sekarang, terlalu berlebihan diprediksi akan menempuh jalan revolusi untuk mencapai tujuan kekuasaan!"

"Pokoknya, daripada neko-neko dengan paranoid kekuasaan hingga mencurigai tanpa alasan rakyat sendiri sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional, lebih baik kalangan intel berkonsentrasi memusatkan perhatian untuk melacak jejak para teroris yang masih menjadi ancaman nyata itu!" tegas Umar. "Sangatlah ironis, jika intelnya lebih sibuk menguntit gerak-gerik rakyat yang lantas disimpulkan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, sedang para teroris malah dibiarkan leluasa menyiapkan serangan!" ***

0 komentar: