Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Semua Baik, Pilih Capres Terbaik!

"INI hari terakhir para calon presiden (capres) kampanye!" ujar Umar. "Mulai besok selama tiga hari, pada masa tenang, kita putar ulang semua memori tentang ketiga capres dan cawapres baik penampilan dan janjinya selama kampanye, maupun track record mereka satu per satu untuk membulatkan hati saat memilih di hari 'H', 8 Juli!""Pada dasarnya semua capres baik, bisa diberi nilai minimal delapan!" sambut Amir. "Dari renungan masa tenang diharapkan menemukan nilai tambahan, untuk bisa diberi nilai lebih baik atau sembilan!

Setelah itu putar kembali memori untuk mencari yang terbaik, nilai 10!""Nilai 10 atau sempurna cuma milik Tuhan!" tegas Umar. "Manusia selalu punya
kekurangan, hingga nilai terbaik bagi manusia mungkin cuma 9,9! Atau, kalau yang lain cuma bisa dapat sembilan, nilai 9,1 juga sudah jadi yang terbaik!""Menurutmu siapa yang terbaik?" tanya Umar."Tergantung dari sisi mana memandangnya!" jawab Amir. "Dari sisi kesetaraan gender, tentu orang bisa menyatakan Mega yang terbaik! Dari sisi prajurit kesatria yang pintar, tentu SBY yang terbaik! Jika dilihat dari sisi pengusaha ulet yang banyak akal, JK pula yang terbaik!
Maka itu, serahkan saja pada masing-masing orang menentukan pilihan mana yang terbaik sesuai persepsi nilai yang dominan pada dirinya!""Model pilihan seperti itu cuma berlaku pada kalangan independen!" timpal Umar. "Dan orang independen mungkin minoritas!
Sedang mayoritas lainnya, justru partisan yang kebanyakan cuma ikut pilihan pemimpin partainya! Kaum partisan yang mayoritas itu sebagian besar menapikan penilaian pribadi, manut grubyuk lazimnya massa, pejah-gesang nderek hidup-mati ikut--pilihan pimpinan partainya!""Fanatisme seperti itu memang ada pada massa partisan negeri ini!" tegas Amir.
"Tapi pilihan pada ketokohan figur calon, tetap tak bisa disepelekan! Pada faktor ketokohan figur calon inilah, seperti pengalaman dalam pilkada, subjektivitas pemilih menjadi penentu! Di luar massa fanatis partai, kalangan yang simpatisan partai atau berikatan lebih longgar lagi dengan partai, akan lebih menilai lewat ketokohan tersebut! Pemilih jenis ini juga bisa menentukan kemenangan, jadi penguat massa fanatis yang telah ada!""Kalau begitu, karena semua capres dan cawapres punya massa pendukung fanatis tapi masing-masing jumlahnya belum bisa menjadi pemasti kemenangan, arah suara nonpartisan justru yang bakal jadi penentu hasil akhirnya!" timpal Umar. "Di masa tenang, golongan ini sulit dipengaruhi!""Karena itu, klaim-klaim kalangan tim sukses bisa saja meleset!" tegas Amir. "Apalagi kalau pilihan diputuskan dari hasil istikharah, cuma Tuhan yang bisa memastikan pemenangnya! Maka itu, ojo dumeh! Jangan gegabah!" ***

0 komentar: