Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Gasing Politik Rekapitulasi Pilpres!

"DARI tadi kau putar tutup gelas selayak gasing!" tukas Umar. "Mau menebak soal apa?" "Mau tahu akhir gasing politik rekapitulasi hasil pemilihan umum presiden--pilpres!" jawab Amir. "Saksi dari pasangan capres Mega-Pro di sejumlah provinsi, seperti Lampung dan Sumut, tidak menandatangani hasil rekapitulasi KPUD!"

"Dengan tutup gelas bulat tanpa mata panah penunjuk begitu, kau putar terus pun tak akan menunjukkan arah tertentu!" tegas Umar. "Itu bisa berarti, diputar seperti apa pun gasing politik, hasil rekapitulasi pilpres akan tetap bulat seperti tutup gelas itu! Karena menurut Undang-Undang (UU), tanpa ditandatangani saksi dari capres pun hasil rekapitulasi KPU tetap sah! Jadi tak perlu pusing menebak arah gasing politik!"

"Kalau kekosongan tanda tangan saksi dari capres pada rekapitulasi tak mengurangi keabsahan hasil pilpres, syukurlah! Kita tak perlu khawatir pada kemungkinan buruk akibat ketiadaan tanda tangan saksi!" timpal Amir. "Tapi, kalau jelas ketentuan UU soal tanda tangan tak masalah, buat apa tak menandatangani rekapitulasi KPU?"
"Para saksi tingkat provinsi itu cuma menjalankan instruksi dari pimpinan nasionalnya!" tegas Umar. "Instruksinya, melaporkan semua masalah di daerahnya selama proses pilpres!"

"Itu lagi! Selain tak menandatangani rekapitulasi KPU, mengirim semua masalah dalam pilpres!" entak Amir. "Pasti ada gasing politik yang masih berputar! Perputaran gasing itu harus kita tebak!"

"Arah terjauhnya sebatas dinamika demokrasi, seperti minderheits nota, karena secara legal formal semua itu tak bisa membatalkan hasil pilpres!" tegas Umar. "Tapi harus diakui, segala bentuk catatan tentang kekurangan yang terjadi dalam proses pilpres itu amat penting bagi memperbaiki sistem pemilihan umum kita, hingga proses demokrasi negeri kita semakin mendekati kesempurnaan dari waktu ke waktu!"
"Kau terlalu positive thinking, segala sesuatu kau anggap semata menuju pematangan demokrasi!" tukas Amir. "Dengan itu kau lupa, sesuatu bisa jadi matang hanya jika ada penggodokan, penggorengan, pemanggangan, yang semua itu dihasilkan oleh suhu yang panas!"

"Soal suhu bisa panas di tahap akhir proses pilpres cuma ramalan intel, yang tugasnya memang harus melihat kemungkinan terburuk!" timpal Umar. "Ramalan itu tak mengalkulasi kedewasaan partai politik di negeri kita dalam berdemokrasi! Dengan kedewasaan partai politik kita dimaksud, pilihan jalan damai pasti diutamakan! Soal pilihan ini tak perlu diragukan! Pimpinan nasional partai politik belum terlalu gila kekuasaan, sehingga rela mengorbankan massa pendukung setia partainya hanya untuk melampiaskan ambisi politik di luar akal sehat! Artinya, suhu panas dalam gasing politik pematangan demokrasi hanya terjadi dalam dialektika!" ***

0 komentar: