"Kecenderungan itu membuat polisi sebagai pelindung dan pengayom pembawa payung untuk rakyat, tapi rakyat yang harus dipayungi berada di sisi lain jalan!" sambut Amir. "Bukannya polisi dan rakyat tak sering bertemu! Acap kali pun bertemu! Cuma,
dalam posisi berhadap-hadapan, atau malah bentrok--saat mahasiswa atau rakyat demo karena lapak dagangannya digusur! Pada kondisi seperti paling sering tampil dalam tayangan berita televisi itu, polisi masih lebih tampak militeristik ketimbang aparat sipil!"
"Memang, tak mudah berempati--menempatkan diri dalam situasi dan kondisi (berpihak pada) rakyat yang tengah bangkit kesadarannya akan hak-haknya berkat dorongan proses demokrasi!" tegas Umar. "Tapi keduanya sama-sama datang dari kandungan reformasi--pensipilan polisi dan kegandrungan demokrasi--seyogianya tak harus ada kontroversi di antara kedua elemen, apalagi sampai seperti minyak dengan air begitu!"
"Harus diakui, di pihak rakyat ada euforia dengan demokrasi! Dalam euforia itu, demokrasi dipahami sebagai kebebasan yang (nyaris) tanpa batas!" timpal Amir. "Di sisi lain, polisi juga dalam transisi menuju civil society, reposisinya belum pas betul sebagai bagian dari demokrasi! Padahal, dalam civil society peran sentralpolisi melindungi dan mengayomi agar demokrasi berjalan sebaik-baiknya! Kedua hal itu harus sama-sama didalami kedua pihak, rakyat dan polisi! Rakyat perlu menyadari demokrasi harus berjalan dengan aturan main--hukum! Seiring dengan itu, polisi juga harus menyadari, aturan main atau hukum akan berjalan dengan baik jika demokrasi--proses pemenuhan hak-hak rakyat--bisa dilaksanakan! Komitmen polisi pada pemenuhan hak-hak rakyat itu sikap dasar--tak cuma mencapai tata tentrem, tapi harus lengkap dengan kerta raharja!"
"Komitmen dan orienntasi mewujudkan tata tentrem kerta raharja itulah yang mengharuskan polisi bukan saja akrab dengan rakyat, melainkan harus menjadi bagian dari rakyat!" tegas Umar. "Untuk itu, di negara maju polisi tak tinggal di asrama, tapi di apartemen bersama warga! Di sini, sebaiknya mereka yang tak bakal promosi pindah daerah diberi fasilitas tinggal di perumahan BTN atau perkampungan bersama warga, dipencar hingga tanpa patroli pun polisi ada di mana-mana! Dengan begitu tanpa perlu berempati, polisi telah menjadi bagian dari warga, akrab dengan rakyat! Dirgahayu bhayangkara rakyat!" ***
0 komentar:
Posting Komentar