"NEGERI ini butuh banyak terobosan buat keluar dari gelap dan pengapnya kondisi bangsa akibat blunder pengelolaan negara terutama dalam politik, hukum dan sosial-ekonomi!" ujar Umar. "Untuk itu, diperlukan setidaknya seribu jagoan menerobos seperti Gayus H.P. Tambunan—68 kali lolos dari teralis tahanan polisi hingga leluasa ke Bali, Singapura, Kuala Lumpur dan Makau—untuk menerobos dan menyingkapkan penyakit kronis semua jaringan kekuasaan agar tak ada lagi dusta bisa ditutupi di antara (para pemimpin) kita!"
"Seorang Gayus saja buat negeri kita ternyata tak cukup!" sambut Amir. "Meski demikian gamblang Gayus menyingkap semua jaringan mafia hukum dan pajak di berbagai instansi terkait, dengan mudah dihambarkan oleh kehipokritan kalangan pemimpin lewat membelokkan bola yang dilempar Gayus ke arah ‘oknum' hingga mata rantai tanggung jawabnya jauh dari pimpinan!"
"Dengan begitu, sejelas apa pun terobosan Gayus menyingkap kebobrokan dalam kelembagaan pemerintah dan negara akibat mafia hukum dan pajak, perbaikan substansial tak bisa diharap karena inti masalahnya yang terletak pada sikap hipokrit pemimpin malah tak tersentuh!" tegas Umar.
"Hanya dengan lebih banyak Gayus yang terobosannya bisa menerangi secara terang-benderang dari semua sisi borok pemimpin hingga terlihat sejelas-jelasnya, sikap hipokrit kekuasaan sang pemimpin bisa dikalahkan!"
"Tapi bagaimana bisa mendapatkan seribu Gayus, muncul satu orang saja kita seolah tak percaya ada orang mampu seperti itu!" timpal Amir. "Maka itu, bukan bagaimana kita bisa menggandakan kehadirannya secara kuantitatif, melainkan secara kualitatif dengan menjadikan realitas kebobobrokan lembaga-lembaga pemerintahan dan negara yang disingkap oleh terobosan Gayus itu sebagai model yang harus dibenahi!"
"Harapan demikian bukan mustahil, terutama untuk meyakinkan rakyat dengan pembuktian belum semua pemimpin di negeri ini terkena wabah hipokrit!" tegas Umar. "Dengan seribu Gayus para pemimpin lembaga pemerintahan dan negara, 33 provinsi, serta 500-an kabupaten/kota se-Tanah Air membuat terobosan membersihkan semua jajaran birokrasinya dari 'oknum' dengan unjuk tanggung jawab dirinya sebagai pemimpin!"
"Seribu Gayus diperlukan untuk menghilangkan kata 'oknum' dari mulut pemimpin!" timpal Amir. "Begitu pemimpin menyebut 'oknum' untuk melempar tanggung jawab atas kesalahannya, itu membuktikan dirinya hipokrit, menolak tanggung jawab atas lembaga yang dia pimpin!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Sabtu, 08 Januari 2011
Dicari, Seribu Gayus untuk Singkapkan Borok Pemimpin!
Label:
gayus
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar