Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Mulang Tiuh' Versi Way Kanan!


"DATA Badan Pusat Statistik (BPS) mengisyaratkan fenomena signifikan pada gengsi warga Lampung atas pekerjaan dan tempat tinggal!" ujar Umar.

"Periode Agustus 2009—Agustus 2010, 281 ribu orang alih pekerjaan ke sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan, pekerja sektor ini naik 15,36%! Sebagian mereka mulang tiuh—pulang kampung—dari kota!"

"Geliat mulang tiuh setiap hari sekitar 750 orang—setara 15 bus jemaah haji—sepanjang tahun itu menurunkan jumlah pekerja sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 5,49%! Peran sektor industri juga turun dari 8,82% penduduk, jadi 7,78%," sambut Amir. "Fenomena yang menaikkan peran sektor informal menampung hingga 76,52% angkatan kerja ini menunjukkan naiknya gengsi pekerjaan sektor tradisional, bertani, dan tinggal di kampung, daripada jadi buruh di kota dengan upah buruh efektif Lampung terendah ketiga nasional di atas Jateng dan Jatim, alias terendah di luar Jawa!" (Metro+10, Metro-TV, 18-1)


"Gejala itu kontras dengan pengalaman Bustami Zainudin, Bupati Way Kanan, dalam buku Mulang Tiuh!" timpal Umar. "Sejak jadi wakil bupati ia rajin ke kampung-kampung terpencil menginap di rumah warga, menemukan sikap negatif yang umum—orang tua berusaha anaknya tak jadi petani tinggal di kampung menderita seperti dirinya, si anak pun ingin cepat hengkang dari kampung!"

"Berkat pengalaman itu, gejala perubahan gengsi pekerjaan bertani dan pulang kampung segera ia jadikan peluang! Program membangun kampung dia pertajam jadi Gerakan Mulang Tiuh: Way Kanan Bumi Petani!" tegas Amir. "Hari ini gerakan itu dicanangkan Menko Kesra Agung Laksono!"

"Tapi, sejauh mana realitas gerak massif statistik BPS itu di Way Kanan?" timpal Umar. "Ada, meski sporadis! Mulang tiuh justru terlihat pada keluarga terdidik yang punya visi dan tanah, pulang dari kota menanam singkong, karet, sawit, kakao, tebu dalam skala modal sedang! Ini berkat harga komoditas perkebunan keluarga, terutama karet mencapai 5 dolar AS per kilogram, tertinggi sepanjang Abad, hingga bersama komoditas sawit, kakao dan kopi yang juga sedang baik harganya, mendongkrak nilai tukar petani (NTP) Lampung mencapai 117 (September 2010)—t, ertinggi nasional jauh di atas rata-rata 102,5!"

"Justru momentum mulang tiuh ditopang fondasi yang rapuh, fluktuasi harga komoditas perkebunan, pencanangan Gerakan Mulang Tiuh tepat untuk menjaga keberlanjutannya!" tegas Umar. "Mulang Tiuh harus diartikan luas, terutama partisipasi warga perantau asal Way Kanan untuk ikut membangun kampungnya! Dengan dukungan perantau, gerakan sporadis bisa jadi massif!" ***

0 komentar: