Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Akibat Pancasila Cuma Keniscayaan! (3)


"KENISCAYAAN Pancasila yang selalu hidup dan menjadi motivator bawah sadar sikap-tindak setiap warga bangsa juga terjadi akibat penempatan Pancasila sebagai dasar negara!" ujar Umar. "Padahal, saat Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, justru setiap rezim melakukan abuse of power—salah guna kekuasaan—memerintah berdasar kepentingan kekuasaan sesuai konteks zamannya!"

"Konteks Orde Lama terorientasi megalomania Bung Karno sebagai pemimpin dunia, terutama New Emerging Forces (Nefo), sehingga ke dalam negeri mengindoktrinasikan Nasakom untuk merangkul negara-negara komunis dan sosialis ke dalam Nefo yang dipimpinnya!" timpal Amir. "Orientasi Bung Karno sebagai pemimpin dunia dilakukan


dengan mengorbankan rakyat yang semakin jauh dari ideal Pancasila! Boro-boro mencapai kesejahteraan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, rakyat malah dipaksa makan bulgur paket bantuan pangan program PL-480 dari Amerika Serikat, yang justru lawan politik Bung Karno! Untuk mendapat bulgur—sejenis makanan kuda—itu pun rakyat harus antre, selain antre berbagai kebutuhan pokok lainnya!"

"Penderitaan rakyat pada era Orde Lama itu karena dalam kondisi ekonomi baru merdeka yang masih jauh dari mampu, Bung Karno memaksakan menjadi tuan rumah Ganefo (Games of the New Emerging Forces), pesta olahraga dunia, seperti Olimpiade, khusus buat negara-negara Nefo!" tukas Umar. "Bandingkan, jadi tuan rumah Sea Games dengan 10 negara peserta saja setelah lebih 65 tahun merdeka kita babak belur—dirongrong korupsi!"

"Pada era Orde Baru, dengan dalih TNI itu pengawal utama Pancasila, untuk mengamalkan Pancasila secara murni dan konsekuen, negara malah dijerumuskan ke militerisme!" lanjut Amir. "Peran militer dominan di semua sendi kekuasaan politik! Selain jatah kursi legislatif semua tingkat buat militer, kepala daerah jadi jenjang karier militer. Untuk jadi kepala desa, orang harus lolos screening militer!"

"Reformasi bertolak dari mengakhiri peran politik militer yang diganti supremasi sipil!" tegas Umar. "Supremasi sipil diawali euforia kebebasan nyaris dalam segala hal terkait dengan politik dan kekuasaan, sehingga membawa masyarakat bablas dalam gaya hidup ultraliberal—jauh lebih liberal dari negara liberal mana pun! Kondisi itu oleh rezim berkuasa bukan dikembalikan ke track Pancasila, melainkan justru dirangkai dengan kepentingan kekuasaan yang efektif dalam “bulan madu” neoliberalisme—neolib! Pancasila kembali cuma diniscayakan sebagai dasar negara!" *** (Habis)

0 komentar: