Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Perampok Damba Halaman Depan!

DI lampu merah, pria pengendara motor menanya pria di boncengannya, "Sudah baca koran?" "Sudah!" jawab yang ditanya. "Tapi koran utama tak memuatnya di halaman depan!" "Mungkin karena orangnya kurang banyak!" ujar pengendara, lalu meluncur begitu lampu hijau. Edi yang mendengar percakapan itu sesampai kantor langsung menyimak koran, demo apa yang tak masuk halaman depan pagi itu. Ternyata berita demo Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia di Bandar Lampung masuk halaman depan, bahkan fotonya jadi banner di atas! Edi pun membuka-buka halaman lain sambil coba menebak berita apa yang pantas masuk halaman depan tapi karena jumlah pelakunya dianggap kurang dialihkan ke halaman dalam! Dan Edi pun tercengang, ternyata berita lima orang bergolok merampok minimarket dekat SMAN 8 Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, hanya dimuat koran harian di halaman dalam! Wajar kalau perampok yang mendambakan berita aksi mereka masuk halaman depan kecewa berat! Edi terbahak! 

"Masuk kantor kok ngakak, ada apa?" tanya Edo. Edi tuturkan ihwalnya. "Kalau asumsi mereka benar berita perampokannya tak masuk halaman depan karena jumlah pelakunya kurang banyak, jangan-jangan mereka mengerahkan bandit lebih banyak untuk aksi berikutnya!" ujar Edi. "Atau kalau tak dimuat di halaman depan karena nilai hasil rampokan pukul 22.20 saat minimarket mau tutup itu kecil, hanya sekitar Rp5 juta, terdiri uang tunai dari laci Rp2 juta serta rokok dan sejumlah dagangan lainnya. Ke depan para perampok bisa memaksakan hasil lebih besar sehingga bisa mengancam jiwa petugas minimarket!" "Perampok mendamba berita koran halaman depan itu hal baru, tapi tak mustahil! Sebab, saat seorang penjahat tertangkap di Metro, dalam dompetnya ditemukan guntingan koran berisi berita aksi kejahatan yang dia lakukan!" timpal Edo.


 "Mungkin, berita koran itu mereka butuhkan sebagai track record—bukti reputasi di kalangan mereka! Pemuatan di halaman depan bisa jadi memberi derajat reputasi yang tinggi!" "Unik juga!" tukas Edi. "Tapi jelas, berita halaman depan apalagi dengan huruf judul yang besar, bisa mempermalukan polisi apalagi kalau setiap kejadian langkahnya tertinggal dari perampok!" "Bisa jadi wartawannya teman akrab polisi, maka beritanya dimuat tersembunyi agar polisi teman si wartawan tak malu dikecundangi perampok!" timpal Edo. "Cuma, jika tekanan malu akibat dikecundangi perampok tak berat, polisi mudah lengah hingga selalu didahului perampok!" ***

0 komentar: