Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Lelang Impor Daging Sapi!

"PEMERINTAH memutuskan mulai tahun ini melelang pengadaan daging sapi impor agar mendapatkan harga paling murah!" ujar Umar. "Pelaksana lelang Kementerian Perdagangan. Namun, menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, untuk pelaksanaannya tahun ini sistem itu tidak kemudian menampikkan kuota yang telah ditetapkan!" (Kompas, 26-2) "Itulah ribetnya pemerintah! 

Untuk melakukan terobosan menghentikan gejala buruk di balik bagi-bagi kuota impor daging sapi, tak bisa lugas menghentikan total sistem lama yang sudah ketahuan tidak bersih lagi!" timpal Amir.

"Dengan dicampurnya sistem lelang dan kuota, sukar dibayangkan hasilnya akan efektif menurunkan kembali harga daging sapi di pasar domestik ke 5 dolar AS/kg seperti semula dan setara harga di pasar internasional! Padahal, kebutuhan akan daging murah dan meningkatkan konsumsi daging masyarakat untuk perbaikan gizi sudah amat mendesak!" 

"Memang, konsumsi daging sapi bangsa kita baru 2,2 kg/kapita/tahun, padahal negeri jiran, Malaysia, 47 kg/kapita/tahun!" tegas Umar. "Harga daging di pasar domestik yang setara 10 dolar AS/kg atau dua kali lipat dari pasar internasional jelas sangat tak bisa diterima akal sehat, bertentangan dengan kebutuhan mendesak untuk perbaikan gizi keluarga!

Harus dibuktikan dulu sistem lelang impor daging sapi bisa menurunkan harganya di pasar domestik, apalagi pelaksanaannya masih dicampur sistem kuota!" "Bahkan, dengan lelang yang tegas dinyatakan terbuka dan transparan, dari pengalaman lelang proyek di negeri kita yang dicatat Bank Dunia, selalu ada kebocoran 30%!" tukas Amir. 

"Jadi jangankan dicampur dengan sistem kuota yang telah ketahuan KPK belangnya, dilakukan secara khusus pun impor daging sapi lewat lelang diragukan bisa mengembalikan harga daging di pasar domestik seperti semula!" "Pesimisme fatal seperti itu jelas tidak baik!" timpal Umar. 

"Tapi iktikad baik menjalankan pemerintahan sebagai amanah rakyat yang selalu cenderung dijalankan secara seolah-olah belaka, dengan bukti penyimpangan yang telah diungkap KPK, optimisme mencapai hasil seperti yang diharapkan justru mengada-ada! Pesimisme rakyat selalu terbentuk oleh pengalaman pahit, seperti pembatasan impor daging sapi yang memaksa rakyat membayar dua kali lipat dari harga di pasar dunia!" ***

0 komentar: