Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Memanfaatkan Harta Karun!

"BANGSA Indonesia ini bisanya apa, sih?" tanya cucu. "Dianugerahi beraneka kekayaan alam yang berlimpah-limpah tak bisa memanfaatkan dengan baik! Minyak bumi dikuras sampai dari eksportir menjadi importir, tapi masih lebih 100 juta orang warganya hidup di bawah garis kemiskinan Bank Dunia! Tujuh gunung emas di Papua dikeruk, tapi mayoritas warganya tak mendapat bagian untuk beli kolor pun!" 

"Kerasukan apa kamu tiba-tiba merepet panjang?" sambut kakek. "Masih lebih panjang lagi, Kek!" lanjut cucu. "Hutan-hutan sudah ludes, seperti di Lampung sejak 1992 HPH habis, tak ada kemakmuran yang membekas dari hasilnya! Malah ratusan ribu warga terlunta-lunta nomaden di tepian kawasan registernya!"

"Sudah 30 ribuan keluarga ditampung program Hutan Kemasyarakatan!" tegas kakek. "Itu baru di dua kabupaten, Tanggamus dan Lampung Barat!" tegas cucu. "Terakhir untuk Lampung Selatan programnya beda, bukan terkait kaum nomaden! Sedang kabupaten lain, jumlah nomadennya terus meningkat, tertajam di Mesuji, khususnya sekitar Register 45!" 

"Semua itu telah menjadi sejarah, kegagalan bangsa kita memanfaatkan harta karun dari negerinya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyatnya!" timpal kakek. "Itu terjadi akibat semua kekayaan alam itu hanya dibuat foya-foya segelintir elite yang berkuasa dengan para mitra lokal dan internasionalnya! Rakyat cuma bisa jadi penonton penghamburan itu! Karena dalam mindset elite penguasa semua itu harta karun, bukan kekayaan milik rakyat, maka diperlakukan selayak harta karun!" 

"Mindset mendapatkan kekuasaan atas harta karun itu pula mungkin yang banyak membuat penguasa menyalahgunakan APBD, juga para penerima amanah dalam berbagai bentuk lain!" timpal cucu. "Semisal limpahan amanah kepada sebuah konsorsium berupa 150 bus dengan fasilitas kemudahan dari jaminan rute yang telah dibersihkan dari para pesaing, termasuk bus milik BUMN, halte sepanjang rute, sampai parkir gratis di terminal!" 

"Dengan mindset sedemikian realitasnya malah seperti kebingungan, mau diapakan harta karun 150 bus itu, ujungnya justru gaji karyawan tertunggak bulanan!" tegas kakek. "Tapi tak perlu risau, mindset itu berskala besar, mindset bangsa ini! Setiap muncul kisah pemanfaatan kekayaan publik selayak harta harun belaka!" ***

0 komentar: