WARGA sebuah negeri disihir menjadi orang-orang bermata kayu! Mereka bisa melihat, tapi yang tampak cuma keseolah-olahan, sebuah sandiwara! Sedang realitas sebenarnya terjadi di balik sandiwara yang divisualkan sebagai formalitas tersebut!
"Apakah mereka tidak sadar yang mereka lihat itu cuma sandiwara, sekadar formalitas, sedangkan yang sebenarnya terjadi bukanlah seperti yang mereka lihat?" tanya pengembara.
"Semisal yang telah dibuktikan komisi antikorupsi negerinya, segala bentuk tender atau lelang proyek yang digelar semua instansi itu hanya sandiwara, sekadar formalitas belaka, karena pemenang lelang serta para penerima komisi proyeknya sudah ditentukan, bahkan ada yang sejak anggaran proyeknya diusulkan dan dibahas eksekutif dan legislatif?"
"Meskipun telah disihir bermata kayu, mereka tahu persis apa yang sebenarnya terjadi di balik sandiwara atau formalitas tender itu!" jelas pertapa.
"Tetapi, warga negeri ini fungsionalistik, karena itu bukan urusannya, mereka tak mau peduli! Mereka percayakan aparat hukum untuk menjalankan fungsinya!
Tetapi celaka, sebagian aparat hukum yang seharusnya menyingkap sandiwara itu justru percaya matanya telah disihir menjadi mata kayu sehingga meskipun mereka sebenarnya tahu apa yang terjadi di balik sandiwara itu, mereka bersikap seolah-olah formalitas itu pelaksanaan aturan yang semestinya! Maka, praktik sihir itu pun berkelanjutan!"
"Dengan komisi antikorupsi telah menyingkap praktik sihir itu hingga warga yang dianggap bermata kayu itu bisa melihat apa yang sebenarnya para koruptor lakukan, seharusnya praktik tersebut berkurang!" tukas kembara. "Tetapi, kenapa praktik sihir itu cenderung tetap berlanjut, malah ada yang menjadi-jadi?"
"Itu karena ada yang merasa untouchable, tak bisa disentuh, oleh hukum!" jawab pertapa. "Ada pula yang merasa terlalu jauh dari jangkauan komisi antikorupsi karena penyidik untuk seantero negeri yang luas tak sampai 100 orang! Itu pun ditarik polisi negaranya 30 orang!
Sedang aparat hukum daerahnya, de facto sudah terpadu dalam forum komunikasi pimpinan daerah di bawah penguasa! Jadi, dijamin aman dan nyaman!"
"Kasihan warga negeri ini!" tukas pengembara. "Disihir bermata kayu untuk dipecundangi hak-haknya atas anggaran negara!" ***
0 komentar:
Posting Komentar