Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mengail di Lubuk tak Berikan!

PAGI setelah malamnya hujan lebat, banyak orang mengail di jembatan irigasi jalan desa! Para pengail awal ada yang mendapat ikan dua sampai tiga ekor, tapi pendatang berikutnya tak ada yang mendapatkan ikan.

Saat mereka mulai frustrasi oleh sengatan matahari tapi kailnya tak kunjung disentuh ikan, dari arah hilir irigasi nongol Amat dengan seser dan dua renteng ikan terikat ke pinggangnya. "Jangan coba-coba kau seser lubuk tempat kami mengail!" entak seorang pengail.

"Adilnya, saya seser lubuk itu, terserah kalau ada ikannya buat kalian!" sambut Amat. "Atau, nanti dilepas lagi untuk kalian pancing!" "Oke! Seserlah!" tegas pengail. "Ikannya buat kami!" Setelah Amat seser semua sisi dan semua arah, ternyata di lubuk tempat mereka mengail itu tak ada lagi ikannya barang seekor pun! "Jelas, kan? Kalian mengail di lubuk yang tak ber-ikan!" tukas Amat. 

"Sejak dam terakhir tadi kuseser sampai sini memang sudah tak ada lagi ikan yang lepas dari luapan tambak warga akibat air hujan yang melimpah! Kalau di hilirnya sudah tak ada, jangan harap di sini ada lagi ikan, karena ikan cenderung bergerak melawan arus!" "Berarti ikan kumpul di bawah dam atas sebab ikan tak bisa melompati dam!" tebak pengail. 

"Tapi kalau dengan kail juga, kalian spekulatif, karena menunggu ada sentuhan ikan baru kalian tarik!" tukas Amat. "Itu seperti aparat hukum di daerah dalam memberantas korupsi, menunggu sentuhan pengadu atau pers! Maka itu, meski di daerah aparat hukum berjibun hasil garapan memberantas korupsinya tak sebanding kuantitatif maupun kualitatif dengan garapan KPK yang cuma ada di Jakarta!" "Memangnya KPK pakai seser?" tanya pengail. 

"Bukankah KPK bekerja dengan penyadap yang mirip kail, untung-untung ada suara nyasar?" "Sebelum ditangani penyidik, tim penyelidik atau intel KPK sudah lebih dulu menyeser di saluran-saluran PPATK, hasil pemeriksaan BPK, pengaduan warga dan sebagainya!" tegas Amat. 

"Dari situ mereka mendapat petunjuk dan bukti awal yang kuat, baru mereka sadap dengan sasaran-sasaran yang pasti, bukan acak seperti mengail! Sampai ada transaksi, gerakan semua sasaran dalam monitor KPK sekaligus menambah bukti-bukti baru! Dengan begitu, kalau sudah kena jegrek KPK, ikannya susah lolos! Seperti kena seser!" ***

0 komentar: