"CT—Chairul Tanjung—setelah dua bulan menjabat menko perekonomian menilai perlunya pemerintahan baru memastikan keberpihakan kepada si miskin, karena ia menemukan keberpihakan itu selama ini cuma retorika!" ujar Umar. "Keberpihakan itu harus ada, tegas CT. Dana APBN harus digunakan lebih berpihak kepada yang belum menikmati kue pembangunan! Misalnya, pembangunan infrastruktur lebih ke arah mereka!" (Kompas.com, 5/7).
"Wujud keberpihakan itu, menurut CT, ke depan pemerintah harus mengutamakan pembangunan bendungan, irigasi, dan jalan-jalan di perdesaan—tempat 63% warga miskin tinggal!" timpal Amir. "Jadi lebih untuk mereka, bukan untuk orang kaya, jadi ada keseimbangan!"
Untuk itu, pemerintah meninggalkan proyek-proyek pembangunan yang hanya dinikmati orang kaya, seperti jalan tol!" kutip Umar. "Proyek-proyek infrastruktur semacam itu, menurut CT, diserahkan saja ke swasta. Pemerintah tinggal membuat regulasi yang jelas, misalnya pengaturan konsensi dan internal rate of return (IRR).
Jadi, tugas pemerintah memberi jaminan! Dengan begitu, kita akan menerima manfaat tanpa mengeluarkan uang, karena uang kita terbatas."
"Hal penting lainnya dari APBN, menurut CT, adalah subsidi yang tak dinikmati warga miskin!" tukas Amir.
"Subsidi BBM yang untuk 2014 mencapai Rp300-an triliun tak dinikmati warga miskin, tapi lebih dinikmati para pemilik mobil yang kaya! CT menginspirasi dalam hal ini betapa besar artinya bagi warga miskin jika subsidi sebesar itu arahnya benar ke warga miskin!"
"Tekanan keberpihakan kepada si miskin dari CT setelah dua bulan menyetir mesin ekonomi nasional itu bisa dipahami, sebab jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang, meningkat dari Maret 2013 sebesar 28,17 juta jiwa!" tegas Amir.
"Namun, untuk mengatasi kemiskinan itu, selain usaha mengurangi ketimpangan antargolongan (kaya-miskin) dan antardaerah (kota-desa), masalah serius ketimpangan antarkawasan (barat+timur) juga tak boleh dilupakan, karena 80% dari 183 daerah tertinggal berada di kawasan timur!"
"Pandangan untuk keberpihakan kepada si miskin yang dilakukan secara nyata lewat alokasi dana APBN itu tentu amat pantas dihargai!" tegas Umar. "Lebih-lebih demi tujuannya mengakhiri praktik pemerintah selama ini yang keberpihakannya kepada si miskin cuma sebatas retorika—sedangkan dana APBN-nya lebih banyak diarahkan buat kenikmatan orang kaya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar