"PASAR dilaporkan merespons positif hasil sementara pilpres yang berlangsung lancar, aman, dan damai. Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan kurs rupiah menguat signifikan!" ujar Umar. "Setelah pembukaan pasar, Kamis (10/7), IHSG langsung melaju bahkan menembus level psikologi baru 5.100, menyentuh level tertinggi 5.165,42, melonjak 140,7 poin atau 2,8%.
Sementara kurs rupiah melonjak ke posisi tertinggi tujuh minggu, Rp11.518/dolar AS." (Kompas.com, 10/7)
"Indonesia bisa mendapatkan presiden pertama yang populer dengan background yang kuat dan berkomitmen untuk memerangi korupsi serta menempatkan ekonomi pada pijakan yang lebih kuat, kata John Krey, analis S&P Investment Advisory Services, di New York, usai sejumlah lembaga survei kredibel merilis hasil hitung cepat pilpres,” kutip Amir. "Hasil hitung cepat sejumlah lembaga kredibel itu seperti yang direpresentasikan Litbang Kompas."
"Menurut Bloomberg, sejak Desember 2013, para manajer investasi asing telah menggelontorkan 4 miliar dolar AS ke pasar Indonesia!" tukas Umar. "Seperti dikutip Kompas.com hal itu seiring dengan optimisme bahwa jika Jokowi menjadi presiden, dia akan menerapkan kebijakan memangkas birokrasi dan menggenjot investasi sebagaimana saat menjadi Gubernur DKI Jakarta."
"Sementara Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM Tony Prasetiantono mengatakan hasil sementara pilpres sesuai hitung cepat lembaga kredibel itu akan mendorong pemulihan rupiah dan pergerakan IHSG," lanjut Umar.
"Hal itu bisa terjadi, menurut Tony, karena para pelaku bisnis menaruh kepercayaan besar terhadap Jokowi, sebagai sosok presiden yang jujur dan berani mengambil keputusan yang menimbulkan confidence para pelaku pasar."
"Para pelaku pasar akan mengeksekusi kegiatan bisnisnya, yakni investasi! Dengan demikian, ekonomi akan tumbuh," timpal Amir. "Jokowi, kata Tony, dianggap market friendly sehingga kebijakan-kebijakannya nanti akan memberi ruang yang lebar bagi investasi!"
"Dari sisi lain, Gedung Putih mengucapkan selamat kepada rakyat Indonesia yang baru melakukan pilpres," tambah Amir. "Kata Gedung Putih, sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, AS dan Indonesia saling berbagi kepentingan dan nilai, termasuk pentingnya penghormatan terhadap HAM, pemerintahan inklusif, dan kesetaraan kesempatan bagi semua pihak." ***
0 komentar:
Posting Komentar