"TANGGAL 22 Juli, jadwal pengumuman hasil resmi penghitungan suara pemilihan presiden (pilpres) oleh KPU, tinggal sehari lagi!" ujar Umar. "Meski situasi masih kondusif dan ada janji dari kedua kubu saat deklarasi pemilu damai di awal kampanye untuk 'siap menang dan siap kalah', warga tetap saja tegang dan was-was menanti hari penentuan itu karena takut terjadi kerusuhan setelah KPU mengumumkan pemenang pilpres!"
"Rakyat memang sempat terintimidasi oleh berita pengerahan ribuan massa ke KPU pada 22 Juli dengan dalih mengawal pengumuman hasil pilpres!" timpal Amir. "Pengerahan massa ke KPU 22 Juli 2014 itu dikemukakan anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Yunus Yosfiah. Namun, menurut dia, pengerahan relawan itu bukan untuk menimbulkan kerusuhan, melainkan untuk menjaga suasana damai." (Kompas.com, 18/7).
"Apa pun tujuan yang dikemukakan, rakyat menilai sendiri apa yang bisa terjadi ketika ribuan pendukung salah satu capres hadir di pengumuman, tiba-tiba kecewa dan marah karena hasil pilpres tak seperti yang mereka harapkan!" tegas Umar.
"Amuk massa jadi suatu kemungkinan yang bisa terjadi! Karena KPU dikawal secara cukup oleh polisi dan TNI, amuk mereka mengarah ke aparat negara, bentrokan pun tak bisa dihindarkan!"
"Padahal, untuk situasi kritis seperti itu, Kapolri Sutarman sudah memerintahkan petugas untuk tembak di tempat!" timpal Amir.
"Ujungnya, kerusuhan yang terjadi dan bisa saja meluas! Kemungkinan seperti itu yang dikhawatirkan rakyat!"
"Untuk tidak terjadi bentrokan massa antarpendukung, capres Joko Widodo (Jokowi) mengimbau nasyarakat memberi kepercayaan penuh pada KPU dalam menghitung suara hasil Pilpres 2014!" tegas Umar.
"Seluruh relawan dan kader partai pendukung diminta tak hadir di KPU saat pengumuman hasil Pilpres 22 Juli." (Kompas.com, 18/7).
"Imbauan itu diperkuat tim pemenangan dan relawan Jokowi-JK. Hingga, cawapres Jusuf Kalla memastikan jika pada 22 Juli ada yang turun ke jalan mengaku atau memakai atribut seolah-olah dari kubu Jokowi-JK, itu penyusup! (detik.com, 19/7),” tukas Amir.
"Soalnya, untuk atribut berlogo Jokowi-JK maupun baju kotak-kotak bisa saja diborong di Pasar Senen atau Tanah Abang! Untuk menangkalnya, mulai Senin ini relawan dan pendukung Jokowi-JK dianjurkan pakai baju batik! Semua itu demi pemilu damai, tak ada kerusuhan yang menyengsarakan rakyat!" ***
0 komentar:
Posting Komentar