"MANTAN Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi mengatakan masyarakat sudah lelah oleh kecurangan pemilu!" ujar Umar. "Apalagi rakyat yang dicurangi, suaranya dialihkan ke lawan politiknya, lebih muak lagi pada permainan penyelenggara pemilu dengan pihak berkepentingan itu! Bukti puluhan anggota KPUD dipecat oleh DKPP, menunjukkan kecurangannya sampai jenuh, jadi ketahuan!"
"Karena itu, meski mengingatkan semua pihak untuk sabar menunggu keputusan resmi KPU 22 Juli, Hasyim Muzadi menukas sebenarnya yang kita tunggu bukan sekedar keputusan KPU, tapi kejujuran keputusan KPU!" kutip Amir. "Kalau keputusan tersebut jujur, keadaan akan selamat. Kalau tidak, tukas Hasyim, tentu ada reaksi!" (Kompas.com, 12-7)
"Situasi saat ini, kata Hasyim, sangat tidak kondusif dan sarat kecurangan!" tukas Umar. "Dari banyak anggota KPUD yang dipecat terbukti, manipulasi suara terjadi dari tingkat paling bawah sampai paling atas. Hingga, pihak yang kampanye tanpa ada pendengarnya, tapi selalu menang!"
"Belum lagi banyak pencurian uang negara untuk ongkos mencuri suara!" timpal Amir.
"Hampir 70% kepala daerah di Indonesia bermasalah, padahal secara legal formal terpilih secara sah, paparnya. Lalu sampai ada kasus dihukumnya ketua Mahkamah Konstitusi dan sebagainya!"
"Karena itu, menurut Hasyim, masyarakat bukan tidak mungkin akan bereaksi keras terhadap hasil pilpres jika nantinya terbukti ada kecurangan!" tukas Umar.
"Masyarakat hanya mengharapkan adanya kejujuran tanpa manipulasi!"
"Tak cukup kejujuran, Presiden SBY juga minta keterbukaan KPU pada kedua pihak di semua jenjang, hingga tidak ada alasan lagi untuk menyebut KPU tidak obyektif, melakukan rekayasa, atau hasil itu pesanan!" tambah Amir.
"Itu disampaikan SBY lewat telepon ke Ketua KPU Husni Kamil Manik yang diunggah ke akun tweetter @SBYudhoyono. Kalau salah satu sampai menuding demikian, kata SBY, maka situasi politik akan mendidih. Kalau mendidih, 'harganya' tinggi sekali!"
"Jika keterbukaan, kejujuran, kerja secara profesional dan di atas kebenaran telah dilakukan KPU, semua pihak menyaksikan dan membuktikan sendiri hal itu, tinggal pada kedua calon presiden kuncinya!" tegas Umar.
"Tahun 2000, usai Mahkamah Agung AS mengumumkan George W. Bush unggul, pesaingnya ,Al Gore, menelepon Bush mengucapkan selamat sebagai presiden terpilih! Itu satu-satunya cara meredam situasi yang mendidih, tentunya tanpa kecuali juga di negeri kita!" ***
0 komentar:
Posting Komentar