ALIH subsidi BBM ke rakyat miskin sejauh ini disalurkan untuk human investment melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Kartu Indonesia sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Semua itu baik, tapi tetap perlu usaha mengentaskan warga dari bawah garis kemiskinan dengan cucuran keringat mereka sendiri. Semisal, lewat everyday farming—pertanian (panen) setiap hari.
Everyday farming itu, seperti kibutz, usaha bersama warga termiskin dalam suatu kompleks serbausaha yang hasilnya mampu mencukupi untuk hidup-sehari-hari mereka.
Model itu diterapkan saat manusia perahu diaspora (perantau) Yahudi korban Perang Dunia I ramai-ramai tiba di Palestina, Zionis internasional menampung mereka dalam kibutz.
Satu dekade kemudian, dari kibutz itu mengalir dana yang menjadi sumber penting kekuatan ekonomi dan keuangan Zionis sedunia! Untuk alih subsidi, everyday farming harus dibangun di setiap kecamatan, dengan permulaannya mengumpul sedikitnya 10 keluarga termiskin di wilayah itu—orang tak punya tanah, gubuknya numpang di tanah orang lain, tak punya pekerjaan pula!
Mereka dikumpul di atas lahan 1 hektare, dengan bedeng tempat tinggal dan fasilitas usaha bersama yang bisa memberi penghidupan sehari-hari, misalnya ternak bebek dan ayam petelur, tanam sayuran bayam dan kangkung urat, membuat tahu-tempe dan lain-lain!
Skala usahanya dibuat yang mencukupi untuk penghidupan keluarga yang ada, lokasinya dicari tak terlalu jauh dari pasar kecamatan sehingga bisa memasarkan produksinya dengan bersepeda! Selain itu, mereka tetap bisa bermasyarakat dengan baik dan kehidupan sosial yang wajar.
Usaha sampingan keluarga dibolehkan, seperti ternak ayam dalam kompleks atau istri jual jamu keliling karena prinsipnya everyday farming untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan dengan keringat mereka sendiri!
Setelah ekonominya mampu mau keluar lokasi dipersilakan, untuk digantikan warga miskin lain yang membutuhkan. Gagasan mengentaskan kemiskinan lewat cucuran keringat kaum miskin sendiri membutuhkan dana besar untuk 6.793 kecamatan dari 79.075 desa di seluruh Tanah Air (2012). Namun, dengan dana subsidi BBM yang jumlahnya juga besar, usaha itu cukup sebanding karena secara prinsip mengentaskan warga keluar dari jurang kemiskinan lewat usaha memeras keringat mereka sendiri, bukan dengan menyuapinya terus-menerus! ***
0 komentar:
Posting Komentar