PERINGATAN Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dimulai di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (13/12), dengan tema Bersatu untuk sesama.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada acara itu melepas Tim Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) menyampaikan bantuan Kementerian Sosial ke lima provinsi, yakni Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, dan Jambi. Tugas tim selesai bersamaan puncak acara HKSN yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Jambi, 20 Desember.
Tim LKBS membawa bantuan buat kaum marginal mulai dari kursi roda, kacamata baca, hingga sembako. "Kami nanti juga memperbaiki rumah tidak layak huni," ujar Andi Hanindito, penanggung jawab acara. (detik.com, 13/12)
Peringatan HKSN sering sekadar seremoni. Selesai acaranya, orang lupa esensinya. Kesenjangan sosial nyata semakin kritis—seperti diingatkan Ketua Bappenas Andrinof Chaniago, pekan lalu.
Namun, bagi provinsi yang jadi sasaran bantuan Kemensos pada HKSN, seperti Lampung, masyarakatnya layak memetik hikmah dari acara itu, terutama kalangan pejabat publik, kepala daerah, dan politikus DPRD yang mengelola APBD agar selalu mengingat di daerah mereka juga banyak kaum marginal yang butuh perhatian dan bantuan.
Sudah berapa besar perhatian dan bantuan para pejabat publik itu untuk kaum marginal di daerahnya? Sudah cukup sebandingkah dengan fasilitas dan hak-hak istimewa pejabat publik yang mereka sisihkan untuk diri mereka sendiri?
Pengalokasian khusus anggaran publik untuk kaum marginal itu representasi dari perhatian publik atau masyarakat kepada kaum marginal karena anggaran tersebut secara esensial merupakan uang rakyat atau dana publik! Pelaksanaan anggaran publik buat kaum marginal itu merupakan implementasi dari tema HKSN,
Bersatu untuk sesama!
Dari pihak masyarakat sendiri, bersatu untuk semua itu bisa terlihat pada zakat fitrah setiap Idulfitri, maupun daging kurban pada Iduladha sehingga perlu pengisian dari anggaran publik perhatian terhadap kaum marginal pada masa kosong dari jadwal perhatian masyarakat itu.
Sudah tentu HKSN juga mengingatkan warga masyarakat untuk memberikan perhatian lebih banyak kepada kaum marginal di luar jadwal tetap itu. Dengan perhatian saksama, pejabat publik dan warga masyarakat kepada kaum marginal, HKSN tak lagi sekadar seremoni karena efektif hidup sepanjang tahun! ***
0 komentar:
Posting Komentar