SEJAK Donald Trump memenangi pilpres 8 November 2016, terjadi peningkatan serangan terhadap warga minoritas di New York. Polisi mengatakan kejahatan kebencian terhadap Yahudi, muslim, dan minoritas lainnya di kota itu meningkat jadi 43 kasus sejak pemilihan itu dibanding periode sama tahun lalu 20 kasus.
Pejabat New York City berjanji untuk cepat menemukan dan mengadili setiap tersangka kejahatan kebencian, setelah seorang pria mengancam untuk membunuh seorang polisi wanita berjilbab yang sedang tidak bertugas.
"Jika siapa pun di New York City terlibat dalam perilaku ini, yakinlah bahwa Anda akan diidentifikasi, akan ditangkap, dan akan dikenai hukuman yang sesuai," ujar Komisaris Polisi James O'Neill (Republika.co.id, 6/12/2016)
Polwan Ami Elsokary, warga asli New York yang muslim, sedang berjalan dengan anak laki-laki remajanya Sabtu lalu di lingkungan Bay Ridge Brooklyn, ketika seorang pria menyerang anak itu dan menuduh keduanya terkait kelompok militan Islam State (IS).
"Ia juga mengancam akan membunuh Elsokary," kata polisi. Sebelum melarikan diri, lanjut polisi, tersangka berteriak, "Kembalilah ke negaramu."
Elsokary telah bertugas di kepolisian New York 11 tahun, salah seorang dari 900-an muslim di departemen kepolisian terbesar di negeri itu. Tahun 2014 ia mendapat penghargaan setelah menyelamatkan seorang gadis belia dan neneknya dari gedung yang terbakar.
"Saya jadi perwira polisi untuk menunjukkan sisi positif dari seorang wanita muslim New York," kata Elsokary. "Saya lahir dan dibesarkan di sini dan saya di sini untuk melindungi Anda."
Hari Senin, Christopher Nelson didakwa dengan tuduhan kejahatan kebencian, sebuah tindak kriminal tingkat dua, kata Kejaksaan Kings County.
Biro Penyelidik Federal (FBI) menyebut kejahatan kebencian sebagai tindak pidana terhadap orang atau properti yang termotivasi secara keseluruhan maupun sebagian oleh bias perilaku terhadap ras, etnis, agama, kecacatan, orientasi seksual, atau gender.
Wali Kota New York, seorang tokoh Partai Demokrat, mengatakan yakin lonjakan kejahatan kebencian merupakan dampak kemenangan Trump, yang kampanyenya menebar kebencian terhadap minoritas dan rasialis. "Kita bisa kehilangan nyawa karena hal ini. Saya muak ketika mendengar seorang petugas kami menjadi sasaran ancaman dan ejekan hanya karena imannya," tegasnya.
Sebuah pelajaran buat negeri yang warganya beragam, kejahatan kebencian harus diatasi dengan penegakan hukum yang tegas. ***
"Jika siapa pun di New York City terlibat dalam perilaku ini, yakinlah bahwa Anda akan diidentifikasi, akan ditangkap, dan akan dikenai hukuman yang sesuai," ujar Komisaris Polisi James O'Neill (Republika.co.id, 6/12/2016)
Polwan Ami Elsokary, warga asli New York yang muslim, sedang berjalan dengan anak laki-laki remajanya Sabtu lalu di lingkungan Bay Ridge Brooklyn, ketika seorang pria menyerang anak itu dan menuduh keduanya terkait kelompok militan Islam State (IS).
"Ia juga mengancam akan membunuh Elsokary," kata polisi. Sebelum melarikan diri, lanjut polisi, tersangka berteriak, "Kembalilah ke negaramu."
Elsokary telah bertugas di kepolisian New York 11 tahun, salah seorang dari 900-an muslim di departemen kepolisian terbesar di negeri itu. Tahun 2014 ia mendapat penghargaan setelah menyelamatkan seorang gadis belia dan neneknya dari gedung yang terbakar.
"Saya jadi perwira polisi untuk menunjukkan sisi positif dari seorang wanita muslim New York," kata Elsokary. "Saya lahir dan dibesarkan di sini dan saya di sini untuk melindungi Anda."
Hari Senin, Christopher Nelson didakwa dengan tuduhan kejahatan kebencian, sebuah tindak kriminal tingkat dua, kata Kejaksaan Kings County.
Biro Penyelidik Federal (FBI) menyebut kejahatan kebencian sebagai tindak pidana terhadap orang atau properti yang termotivasi secara keseluruhan maupun sebagian oleh bias perilaku terhadap ras, etnis, agama, kecacatan, orientasi seksual, atau gender.
Wali Kota New York, seorang tokoh Partai Demokrat, mengatakan yakin lonjakan kejahatan kebencian merupakan dampak kemenangan Trump, yang kampanyenya menebar kebencian terhadap minoritas dan rasialis. "Kita bisa kehilangan nyawa karena hal ini. Saya muak ketika mendengar seorang petugas kami menjadi sasaran ancaman dan ejekan hanya karena imannya," tegasnya.
Sebuah pelajaran buat negeri yang warganya beragam, kejahatan kebencian harus diatasi dengan penegakan hukum yang tegas. ***
0 komentar:
Posting Komentar