PEKAN lalu Presiden Trump memaklumatkan tarif impor sebesar 25% untuk produk baja dan 10% untuk produk aluminium. Reaksi keras muncul dari mitra-mitra AS, Uni Eropa, Prancis, Kanada, dan Tiongkok, menilai AS menyulut perang dagang merusak ekonomi dunia. Tapi Trump menyatakan perang dagang adalah hal bagus dan mudah dimenangkan. Uni Eropa menyebut kemungkinan mengambil tindakan melawan kebijakan tersebut. Prancis mengatakan tarif impor tersebut tidak bisa diterima. Kanada, pemasok terbesar baja dan aluminium ke AS mengatakan akan melawan jika terdampak kebijakan tarif tersebut. Sedangkan Tiongkok, menyiapkan balasan dengan memasang tembok relatif tinggi produk AS ke negerinya. Mengenai perang dagang itu, Trump mencuit di akun Twitter pribadinya seperti dikutip Reuters (3/3/2018), "Ketika sebuah negara (AS) kehilangan miliaran dolar AS dalam perdagangan dengan semua negara yang berbisnis dengannya, maka perang dagang adalah bagus dan mudah dimenangkan." Tujuan yang ingin dicapai, menurut Trump, adalah melindungi lapangan kerja di AS dari produk murah dari luar negeri. Tema ini kerap dia gembar-gemborkan saat kampanye 2016. "Kita harus melindungi negara dan pekerja kita. Industri baja kita dalam kondisi buruk. Jika Anda tidak punya baja, Anda tidak memiliki negara," tulis Trump. (Kompas.com, 3/3) Kebijakan tarif tersebut memicu pro-kontra di dalam negeri AS sendiri. Tidak kepalang, penasihat ekonomi Presiden Trump, Gary Cohn, mundur dari jabatannya karena tidak setuju kebijakan tersebut. Menurut Bloomberg, Rabu (7/3/2018), Cohn tidak perinci menyebut alasannya mundur. Namun, ia mengaku bangga telah melayani negaranya. "Sebuah kehormatan bagi saya untuk melayani negara saya dan menerbitkan kebijakan-kebijakan ekonomi propertumbuhan untuk menguntungkan rakyat Amerika, khususnya terkait reformasi pajak yang bersejarah," tulisnya dan dalam pernyataan yang disiarkan Gedung Putih. (Kompas.com, 7/3) Cohn mundur setelah terlibat konfrontasi dengan Trump di Ruang Oval Gedung Putih. Trump meminta Cohn secara publik mendukung kebijakan tarif, namun Cohn tidak menjawab. Cohn adu argumen terkait kebijakan itu dengan Menteri Perdagangan Wilbur Ross yang merekomendasikan kebijakan tersebut kepada Trump. Mundurnya Cohn meninggalkan ketidakpastian kebijakan ekonomi Trump, memperbesar dampak perang dagang ke pasar finansial. Para investor yang memiliki pendirian teguh terombang-ambing oleh pemerintahan yang sulit diprediksi. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar