MEDIA Islam Terkini (12/3/2018) melaporkan lawatan serombongan jemaah sebuah masjid dari Malaysia berziarah ke tujuh masjid utama di Singapura. "Rata-rata ahli rombongan Malaysia merasa 'kerdil' kerana jauhnya kita ketinggalan berbanding Saudara-saudara kita di Singapura," simpul laporan lawatan yang dirancang dan dipandu seorang CEO syarikat penyiaran populer di Malaysia. Pada mulanya mereka tidak berharap apa pun yang bisa dicontoh. Tetapi ketika sampai ke sana mereka terkejut saat melihat kemajuan. Lawatan itu pun menjadi pembuka hati dan minda (jiwa). Pertama, masjid-masjid di Malaysia yang harus (terpaksa) mencari dana sendiri, telah diurus tadbir (pengelola) dengan amat baik. Kedua, imam-imamnya lulusan Al Azhar, selain fasih berbahasa Arab juga fasih berbahasa Inggris. Ketiga, golongan profesional seperti dokter, hakim, pejabat pemerintahan dan lainnya penuh di saf depan. Keempat, kedatangan rombongan dari Malaysia disambut oleh pemuda dan pemudi yang dibimbing untuk senantiasa aktif dan akrab dengan masjid. Kelima, pada akhir pekan masjid-masjid mengatur sekian banyak kursus, hingga ada kursus khusus untuk bibik-bibik pembantu rumah yang bekerja di Singapura. Keenam, kursus-kursus seperti membuat kueh, pakaian, salon, dilakukan dengan pemberian sertifikat agar apabila kembali ke negara asal, mereka bisa berdikari atau mudah mendapatkan pekerjaan. Ketujuh, pengelola membuka kafe bertaraf Starbucks untuk masyarakat umum termasuk nonmuslim. Kedelapan, menyediakan penginapan untuk backpackers termasuk nonmuslim. Hasilnya, ada backpackers dari Australia setelah tinggal di masjid dan berinteraksi akrab dengan para jemaah setempat, akhirnya bersyahadat. Kesembilan, rata-rata ahli rombongan Malaysia berasa "kerdil" kerana jauhnya kita ketinggalan berbanding saudara-saudara kita di Singapura. Kesepuluh, difahamkan PM Singapura sendiri telah memanggil Presiden (pimpinan) Muslim di Singapura untuk mengetahui kunci kejayaan mereka. Kesebelas, bagi kaum muslimin di Singapura, pemuda adalah "penggerak agama dan bangsa", bukan lagi sekadar harapan bangsa. Alhasilnya, simpul laporan itu, para pengurus masjid di Malaysia bisa mencontoh usaha baik ini agar pihak masjid dapat merangka dan menyelaraskan suatu gerak kerja yang amat tersusun dan bergerak lancar demi kepentingan agama Islam sekaligus mewujudkan kelompok muslimin/muslimat (jemaah ahli qariah) yang lebih menjiwai agama dan mencintai sunah. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar