PEMERINTAH pada 2018 membuka lowongan 200 ribu calon pegawai negeri sipil (CPNS), sesuai dengan jumlah PNS yang pensiun tahun ini. Dalam rekrutmen ini pemerintah memakai sistem minus gross, jumlah CPNS yang diterima disesuaikan PNS yang pensiun. "Kita patokannya jumlah pensiun. Jumlah pensiun itu 200 ribu lebih, jadi tidak boleh kurang dari 200 ribu," kata Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur. (metrotvnews.com, 4/3/2018) Rekrutmen CPNS 2018 ini, menurut Asman, diprioritaskan kepada calon-calon yang berpendidikan dan berkemampuan (skill). Hal itu sangat penting untuk mendukung sistem e-Government yang diterapkan di masa depan. "E-Government akan memaksimumkan fungsi seseorang dan meminimumkan ketergantungan kepada orang," ungkapnya. Pada rekrutmen kali ini pemerintah akan memprioritaskan bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan itu, menurut dia, amat penting, mengingat jumlahnya yang minim. Kebanyakan guru dan dokter menumpuk di perkotaan. Sering di desa dan daerah terpencil kekurangan guru dan dokter. "Kalau kita bilang (guru dan dokter) cukup, belum. Tapi kita melihat dari segi penyebaran. Karena sekarang guru banyak menumpuk di kota. Tapi daerah terpencil kita kekurangan," ujar Asman. Standar kualitas rekrutmen CPNS seperti yang diharapkan Menpan RB, tidak bisa ditawar. Bertolak dari pengalaman rekrutmen masa lalu, yang hasilnya masih bisa dilihat hingga kini di kantor-kantor pemerintahan terutama daerah, lebih banyak pegawai yang sejak masuk pagi bengong sampai jam pulang sore, ketimbang yang benar-benar sibuk bekerja. Artinya, untuk rekrutmen ke depan perlu pengawasan yang mumpuni prosesnya. Terlepas dari kemungkinan ada kecurangan, hasil rekrutmennya secara kualitatif rendah. Bisa saja proses testingnya menggunakan panduan yang dibuat pusat, tapi hasilnya jauh dari harapan. Dari pengalaman itu wajar jika berharap rekrutmen mendatang secara kualitatif berorientasi menghadapi tantangan zaman yang tidak bisa disepelekan lagi. Suatu rekrutmen CPNS yang baik bisa menghasilkan aparatur yang kreatif dan produktif, sehingga tidak semata menjadi beban anggaran negara. Hal itu tidak terlepas dari kemampuan daerah meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai dasar memajukan daerahnya, hingga secara bertahap menuju keseimbangan kemampuan, tidak selamanya semata bergantung pada pusat. Simaklah daerah-daerah yang maju, umumnya kreasi daerahnya memadai. ***http://www.lampost.co/berita-dibuka-lowongan-200-ribu-cpns
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar