DANA moneter internasional (IMF) menilai buruk kebijakan perang dagang yang ditempuh AS. Dalam pernyataan resmi dikutip Reuters, Senin (5/3), IMF menyatakan tarif impor baja dan aluminium yang diterapkan AS akan membuat ekonomi negara tersebut hancur. Kebijakan itu juga akan berdampak pada ekonomi negara-negara mitra dagang AS. Oleh karena itu, IMF mendorong negara-negara untuk menyelesaikan sengketa perdagangan tanpa melakukan kebijakan balas dendam. Pembatasan impor yang diumumkan Presiden AS (Donald Trump) cenderung menyebabkan kerusakan tidak hanya di luar AS, tapi juga pada ekonomi AS sendiri, termasuk sektor manufaktur dan konstruksinya, yang merupakan pengguna utama baja dan aluminium," tulis IMF. (Kompas.com. 5/3) Peringatan buruknya akibat perang dagang dari IMF itu dianggap angin lalu saja oleh Trump. Sebab, bukan hanya tarif baja dan alumunium, Trump bahkan mempersiapkan skala perang dagang lebih luas, terutama kepada Tiongkok. Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pembatasan investasi Tiongkok di AS. Selain itu juga akan mengenakan tarif impor untuk banyak produk dari Tiongkok. Kebijakan tersebut dipertimbangkan setelah ada investigasi bahwa Tiongkok mencuri properti intelektual AS. Kebijakan itu jadi semacam hukuman dari Washington terhadap Beijing. Dalam skenario terburuk, AS bisa saja menerapkan tarif impor untuk banyak barang dari Tiongkok. Mulai dari sepatu, pakaian, hingga produk elektronik konsumen. Pemerintah AS tengah mempertimbangkan pengukuran kebijakan demi kepentingan keamanan nasional. Di sisi lain, pemerintah Tiongkok menyatakan perang dagang yang digaungkan Presiden Trump itu tidak akan menguntungkan siapa pun. Tiongkok telah mempersiapkan respons terbaik untuk membalas kebijakan Trump itu. "Memilih perang dagang jelas keputusan yang salah, pada akhirnya Anda akan melukai orang lain dan diri sendiri. Tiongkok tentu saja akan membuat respons yang sesuai dan diperlukan," ujar Menlu Tiongkok Wang Yi seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (8/3). Dalam akun Twitter pribadinya Trump menyatakan AS telah meminta Tiongkok mengembangkan rencana untuk menurunkan defisit perdagangan sebesar 1 miliar dolar AS. Defisit perdagangan AS dengan Tiongkok pada 2017 mencapai 375,2 miliar dolar AS. (Kompas.com, 8/3) Konsekuensi perang, saling melukai. Prediksi IMF, ekonomi AS bisa hancur, mengimbas negara-negara mitra dagangnya. Itu berarti, termasuk Indonesia. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar