PERTARUNGAN berebut supremasi dalam bisnis ritel digital (daring) dunia antara dua raksasa asal Tiongkok, Alibaba Group Holding milik Jack Ma dan Tencent Holding milik Ma Huateng, tengah berlangsung dengan duel investasi ke mitra potensial. Tarungnya bukan sebatas di kawasan Asia Tenggara, tempat Alibaba menanam lebih dari 1 miliar dolar AS baik di Lazada maupun Tokopedia, sedangkan Tencent dalam jumlah investasi sebanding di Go-Jek maupun Grab dan Shopee lewat induk usahanya di Singapura. Namun pertarungan juga meluas hingga Eropa dan AS. Seperti laporan South China Morning Post (22/2/2018), Tencent dengan tentakel unggulannya JD.com telah berhasil merangkul mitra-mitra besar, termasuk raksasa ritel Prancis Carrefour SA dan Walmart dari AS. Carrefour belum lama ini mengumumkan investasi potensial dari Tencent, sedangkan Walmart memiliki saham di JD.com. Alibaba juga menanamkan investasinya di sejumlah perusahaan ritel besar, Suning.com, Intime Retail, Sanjang Shopping Club, Lianhua Supermarket, Wanda Film, dan Easyhome. (Kompas.com, 22/2/2018) Kedua raksasa saat ini telah memiliki total kapitalisasi pasar masing-masing sebesar 1 triliun dolar AS. Lebih dari itu, keduanya sedang berduel sengit memperebutkan pasar dompet pembayaran digital. Alibaba punya Ant Financial dengan sistem pembayaran daring Alipay, sedangkan Tencent dengan aplikasi Weixin yang tidak kalah kuat. Kedua raksasa berebut pasar pembayaran daring dunia, yang di Tiongkok saja nilainya mencapai 13 triliun dolar AS. Betapa besar nilai itu bisa dilihat dengan bandingan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 ini baru akan memasuki skala 1 triliun dolar AS. Kehadiran kedua raksasa di Asia Tenggara dengan incaran pasar utamanya Indonesia dengan 262 juta penduduk, tentu bisa menjadi pemacu bisnis daring di Indonesia. Khususnya sebagai lokomotif penggandeng bisnis UKM. Director Corporate Affairs Alibaba Group, Rico Ngai, berkata, "Sebagaimana di Tiongkok para pelaku UKM bisa mendapatkan pasar dengan memanfaatkan Alibaba, kami ingin agar kehadiran Alibaba di Indonesia juga bisa membantu lebih banyak UKM untuk berkembang". (Kompas.com, 15/1) Menurut Rico, Alibaba memfasilitasi pemasaran UKM melalui Tokopedia. Juga melatih UKM cara mengepak yang baik dan cara memasarkan produk. Adapun di kalangan pemerintah lebih sibuk berkhayal tahun 2020 transaksi bisnis daring Indonesia melampaui 130 miliar dolar AS atau Rp1.755 triliun. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar