Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Implan Otak, Tunatra Bisa 'Melihat' Kembali!


Artikel Halaman 8, Minggu 28-07-19
Implan Otak, Tunanetra
Bisa 'Melihat' Kembali!
H. Bambang Eka Wijaya
USAI implan otak, enam pasien yang telah buta bertahun-tahun mendapatkan kembali kemampuannya untuk melihat. Elektroda yang ditanamkan di kepala mengirimkan video dari kamera pada kacamata langsung ke otak, tanpa melewati mata dan saraf optik yang berfungsi mengirimkan informasi visual ke korteks visual otak.
Para spesialis dari Baylor Medical College di Texas dan University of California Los Angeles, AS, untuk menguji teknologi ini meminta para partisipan mengidentifikasi dan memberitahukan keberadaan kotak putih yang muncul secara acak di layar monitor. Mayoritas partisipan mampu mengetahui letak kotak putih dengan menggunakan implan yang terhubung pada kacamata mereka.
Teknologi ini juga diuji coba oleh para partisipan dalam kehidupan sehari-hari, lansir Press Association dikutip sains.Kompas.com (13/7/2019).
Salah seorang partisipan, Paul Philip, yang telah buta selama hampir satu dekade berkata, ketika dia menggunakannya untuk berjalan-jalan bersama istrinya, dia bisa mengetahui di mana batas jalan dan rumput. Dia juga mengatakan bisa mengetahui letak sofa putihnya di rumah dengan implan dan kacamata.
Menanggapi terobosan ini, dosen di Univeraity College London dan dokter bedah di Optegra Eye Hospital, Alex Shortt, mengatakan bahwa teknologi ini membuka peluang banyak potensi bagi banyak orang.
"Sebelumnya semua percobaan untuk menciptakan mata bionik, berfokus untuk mengimplan mata. Artinya, Anda butuh mata dan saraf mata yang bekerja dengan baik," ujar Alex.
"Dengan melompati mata sepenuhnya, Anda membuka potensi bagi banyak orang. Ini merupakan perubahan paradigma dalam mengobati orang dengan kebutaan total. Ini merupakan pesan harapan yang sesungguhnya," tambah Alex.
Sayangnya, teknologi ini belum pernah diuji coba pada pasien yang telah buta sejak lahir. Peneliti studi dan dokter bedah otak Daniel Yashor pun mengakui bahwa hasil kerjanya bersama tim ini masih jauh dari apa yang mereka ingin capai.
"Ini merupakan saat yang sangat menyenangkan di bidang neurosains dan neuroteknologi dan saya masih merasa bahwa dalam hidup saya, kita akan bisa mengenbalikan kemampuan melihat yang fungsional bagi orang-orang yang buta," ujar Yashor.
Temuan awal mata yang buta bisa dilangkahi dengan kacamata sebagai video dan lewat elektroda yang ditanam di kepala mengirim informasi yang bisa diproses bagian visual otak, menjadi langkah awal penting bagi harapan tunanetra bisa kembali melihat. ***


0 komentar: