MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung program Gubernur Lampung Arinal Djunaidi untuk memperbaiki fasilitas infrastruktur Lampung. Salah satunya, Terminal Bus Rajabasa akan dibangun sebagus bandara dengan biaya Rp40 miliar. Bangunan terminal bus setara bandara tentu menuntut pelayanan yang sebanding, sedangkan pelayanan di terminal bus bukan cuma dilakukan oleh aparat pemerintah, melainkan sebagian besar oleh petugas dari perusahaan bus, agen-agen pencari penumpang. Untuk hal terakhir inilah, citra Terminal Rajabasa punya sejarah kurang baik, angker, yang terkenal hingga ke luar kota. Sejarah masa lalu keangkeran Terminal Rajabasa bukan oleh banyaknya hantu yang gentayangan, melainkan keamanan dan kenyamanan para penumpang yang kurang terjamin oleh perilaku kriminal di lingkungan tersebut. Pernah, saking geramnya dengan perilaku kriminal di lingkungan itu, seorang Danrem turun langsung ke Terminal Rajabasa. Saat itu sempat menindak langsung pelaku, termasuk seorang petugas Pemkot yang membiarkan perilaku tersebut di depan hidungnya. Sejak itu kepolisian juga bertindak tegas, hingga perilaku kriminal itu relatif menurun. Namun, citra angkernya Terminal Rajabasa itu hingga sekarang masih terasa. Mungkin karena di terminal-terminal bayangan perilaku para agen penumpang cenderung masih sering bertindak kurang menyenangkan. Misalnya, ketika seorang penumpang datang dan turun dari angkot, seorang agen penumpang menarik tangan penumpang itu ke bus yang dia agenkan, sedang agen lain mengangkat barang si penumpang ke bus lain yang dia agenkan. Akibatnya, penumpang jadi kucar-kacir. Citra terminal-terminal bayangan tidak bisa dilepaskan dari terminal induknya. Oleh karena itu, jika terminal induknya jadi dibangun megah, kerja memperindah citranya juga harus menyeluruh. Utamanya menyangkut faktor manusianya, dari aparat polisi hingga PNS yang bertugas di terminal sampai para pekerja bus dan agen-agen pencari penumpangnya. Untuk pekerja bus dan agen-agennya, dibuat aturan tertulis oleh kepala terminal dari ketentuan tentang pakaian seragam perusahaan sampai sikap tindak dalam melayani penumpang di terminal. Semacam code of conduct yang dilengkapi sanksi mulai teguran tertulis sampai rekomendasi pada perusahaan bus untuk menindaknya. Serta berbagai hal lagi yang bisa mewujudkan citra Rajabasa menjadi terminal ramah penumpang. Jelas, keindahan citranya tidak kalah penting dari keindahan bangunan terminalnya.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar