Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Turki Ditendang dari Program F-35!


Artikel Halaman 8, Senin 22-07-19
Turki 'Ditendang' dari Program F-35!
H. Bambang Ela Wijaya
TURKI 'ditendang' Amerika Serikat (AS) dari program jet tempur F-35 akibat tetap membeli sistem pertahanan peluru kendali S-400 dari Rusia yang telah mereka terima pekan lalu. Padahal, Turki telah memesan 100 unit F-35, dengan imbalan dapat bagian mengerjakan 900 komponen jet siluman itu di negerinya.
Wakil Menteri Pertahanan AS Ellen Lord dikutip Al Jazeera Kamis (18/7/2019) mengatakan, "AS dan mitra F-35 lainnya selaras dengan keputusan untuk menangguhkan Turki dari program dan memulai proses untuk mengeluarkan mereka."
Menurut Lord, keputusan tersebut membawa konsekuensi bagi AS, yakni memindahkan rantai pasokan komponen F-35 yang bakal menelan biaya hingga 600 juta dolar AS atau setara Rp8,3 triliun. Pembuatan 900 komponen jet tempur siluman itu bakal diambil oleh perusahaan AS.
Lord menyebut Turki bakal menyesal karena melepas kerja sama ekonomi dan kehilangan pekerjaan dalam jumlah besar akibat pembelian S-400. Mereka tidak akan menerima lebih dari 9 miliar dolaf AS atau Rp125,4 triliun yang berkaitan dengan pembagian proyek gabungan masa pakai F-35.
AS mengumumkan keputusan tersebut lima hari setelah Turki menyatakan telah menerima S-400 yang dipesannya dari Rusia. AS dan NATO sejak jauh hari mengingatkan Turki agar membatalkan pembelian tersebut.
Sementara itu juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan, keputusan Turki membeli S-400 dari Rusia membuat masa depan partisipasi mereka di F-35 jadi mustahil.
"Pesawat tempur gabungan F-35 dikhawatirkan bakal dipelajari oleh Rusia melalui media pengumpulan informasi intelijen mereka," ujar Grisham dikutip Kompas.com dari AFP. (18/7/2019) Menurut dia, sebenarnya AS sudah berkali-kalu menawarkan sistem Patriot kepada Turki, tapi mereka ngotot beli S-400.
"Pembelian itu akan berdampak buruk kepada interoperabilitas (kemampuan kerja sama dalam operasi) Turki dengan aliansi (NATO)," tutur Grisham.
Namun demikian, AS sebenarnya belum patah arang terhadap Turki. Grisham menegaskan, Washington masih "sangat menghargai" hibungan dengan Ankara dan akan terus bekerja sama dengan mereka dalam skala yang lebih besar.
Hal itu senada dengan gelagat Presiden Trump yang enggan mengkritik Erdogan, tapi malah menyalahkan Obama yang di eranya menolak memberikan Patriot ke Turki.
"Ini adalah situasi sulit yang mereka alami, begitu juga dengan kami. Dengan apa yang mereka kemukakan, kami tengah mengupayakan sesuatu," jelas Trump. "Mari lihat hasilnya." ***

0 komentar: