Artikel Halaman 8, Jumat 26-07-19
Mendamba 'Tempe Merah Putih'!
H. Bambang Eka Wijaya
DI Grobogan, Jawa Tengah, beberapa tahun lalu berdiri Rumah Kedelai Grobogan (RKG), pusat pengembangan kedelai lokal. Idenya, mendamba 'tempe merah putih' yang terbuat 100% dari kedelai produksi dalam negeri, menggantikan kedelai impor yang mendominasi pembuatan tahu dan tempe di negeri kita.
RKG sebuah unit terpadu dilengkapi berbagai fasilitas pembelajaran pertanian kedelai, pengolahan, serta promosi dan penjualan hasilnya. Upaya perluasan kedelai lokal oleh RKG ini telah berkembang ke 12 provinsi dan 25 kabupaten. Produksi kedelai lokal mereka juga telah meningkat dari 28.980 ton pada 2013 menjadi 54.065 ton pada 2018.
Gagasan meningkatkan produksi kedelai lokal menggantikan kedelai impor tentu sangat terpuji. Hanya dengan cara demikian kita bisa secara bertahap tapi pasti bisa mengurangi impor kedelai, sampai akhirnya kelak mencapai swasembada kedelai.
Soalnya, Indonesia memang masih tergantung pada kedelai impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 16 Januari 2019, impor kedelai dari Amerika Serikat (AS) masih mendominasi. Sepanjang 2018, dari total impor kedelai sebanyak 2,58 juta ton dengan nilai 1,10 miliar dolar AS, kedelai dari AS jumlahnya mencapai 2,52 juta ton dengan nilai 1,07 miliar dolar AS.
Selain dari AS, impor kedelai juga dari Kanada sebanyak 54,53 ribu ton dengan nilai 24,73 juta dolar AS, lalu dari Malaysia sebanyak 10,41 ribu ton dengan nilai 6 juta dolar AS, juga ada impor dari Selandia Baru dan Prancis.
Khusus impor kedelai dari AS 2018 itu turun dibanding tahun 2017 sebanyak 2,63 juta ton dengan nilai 1,13 miliar dolar AS. (detik-finance, 16/1/2019)
Penurunan jumlah impor kedelai tersebut selain berkat peningkatan produksi dalam negeri seperti yang diupayakan RKG, juga berkat usaha pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewujudkan swasembada kedelai.
Kepala Subdit Kedelai Kementan Mulyono mengatakan pada Tempo.co (8/10/2017), Kementan menargetkan produksi kedelai bisa mencapai 2,9 juta ton pada 2018. Jika target itu tercapai, artinya Indonesia akan mencapai target swasembada kedelai. Total kebutuhan kedelai nasional 2018 sebesar 2,4 juta ton.
Untuk mencapai target tersebut, selain dana APBN Perubahan 2017 untuk perluasan areal tanam baru ditingkatkan dari Rp270 miliar menjadi Rp661 miliar, pada RAPBN 2018 alokasi anggran dinaikkan lagi menjadi Rp1,3 triliun.
Tapi nyatanya impor kedelai 2018 masih 2,58 juta ton. Bagaimana ceritanya? (Bersambung)
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Rabu, 31 Juli 2019
Mendamba 'Tempe Merah Putih'!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar