Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mendamba 'Tempe Merah Putih'! (2)


Artikel Halaman 8, Sabtu 27-07-19
Mendamba 'Tempe Merah Putih'! (2)
H. Bambang Eka Wijaya
UNTUK mewujudkan 'tempe merah putih', 100% kedelai lokal, target produksi kedelai nasional 2018 sebesar 2,9 juta ton digarap sejak APBN 2017 dengan areal tanam baru 210.000 ha dengan anggaran Rp270 miliar. Pada APBN P 2017, diperluas menjadi 500.000 ha dengan alokasi anggaran Rp661 miliar. Jadi, total areal tanam baru kedelai pada 2017 jadi 710.000 ha.
Mulyono, Kasubsit Kedelai Kementan berkata ke Tempo.co (8/10/2017), pada RAPBN 2018 diusulkan menambah areal tanam baru seluas 1,5 juta ha dengan alokasi anggaran Rp1,3 triliun. Alokasi anggaran berupa bantuan pupuk, benih, dan Rhizobium untuk areal tanam baru. Adapun area tanam swadaya petani seluas 300.000 ha.
Hasilnya, berdasarkan data BPS, total panen kedelai nasional pada 2018 sebesar 982.598 ton. Berarti, hampir 2 juta ton sisa dari target semula masih terbuai mimpi. Sehingga, impor kedelai pun pada 2018 masih sebesar 2,58 juta ton. Namun, segala daya untuk mencapai target tetap layak diapresiasi, karena tanpa impian tak ada gambaran untuk diwujudkan.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, Indonesia harus memiliki setidaknya ketersediaan lahan 2,5 juta ha untuk bisa swasembada kedelai.
"Amerika Serikat punya 30 juta hektare untuk kedelai. Kita kalau bisa mencapai 2,5 juta ha lahan sudah swasembada. Masalahnya lahan yang sesuai untuk kedelai sangat terbatas," kata Gatot. (Antara, 11/1/2019)
Hal itu karena lahan kedelai harus memiliki kadar pH yang netral dengan kedalaman minimal 20 cm. Sejumlah daerah di luar Jawa memiliki tanah yang masam, sehingga kadar pH-nya harus dinetralkan. Selain itu, jelas Gatot, jumlah hama kedelai yang mencapai 27-29 jenis juga menambah biaya produksi petani.
Sementara itu, peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Arief Nugraha menyebut, kedelai sebenarnya merupakan tanaman subtropis, sehingga pertumbuhan di daerah tropis seperti di Indonesia menjadi tidak maksimal. Iklim menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas kedelai.
Selain itu, lanjut Arief, kedelai adalah jenis tanaman yang membutuhkan kelembaban tanah yang cukup dan suhu yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimal. Sementara di Indonesia, curah hujan yang tinggi di musim hujan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air. Drainase yang buruk juga menyebabkan tanah jadi kurang ideal bagi pertumbuhan kedelai.
Jadi, tak kurang alasan kenapa kita tak bisa segera menikmati 'tempe merah putih'. (Habis)

0 komentar: