SIKAP Trump yang melunak saat jumpa Xi Jinping di Osaka akhir Juni, dengan Trump menyatakan pengusaha AS bebas kembali dagang dengan Huawei, tidak disambut antusias justru di AS sendiri. Mungkin karena dibayangi gagalnya realisasi kesepakatan Argentina Trump-Jinping mengakhiri perang dagang. Tidak adanya penjelasan Trump dalam konferensi persnya apakah pemblokiran Huawei akan dicabut sepenuhnya atau ada hal-hal tertentu yang dibatasi, menimbulkan keraguan bagi perusahaan dan asosiasi industri AS. Seperti asosiasi industri semikonduktor, melalui presiden asosiasi tersebut John Neuffer, mengaku masih menunggu informasi detail soal komponen apa yang bisa diperdagangkan dengan Huawei. Juga, Google dan kawan-kawan di AS itu tidak bisa sertamerta kembali mesra dengan Huawei, karena Huawei termasuk entity list (daftar hitam/black list) sehingga perlu prosedur formal yang tak mudah untuk mencabutnya. Di sisi lain, setelah Mei 2019 masuk entity list, Huawei mengambil terobosan agar tak terlalu bergantung pada komponen asal AS, seperti sistem operasi pada Android dari Google. Salah satunya pada sistem operasi (OS) itu, Huawei menyiapkan sistem operasi universal bernama Hongmeng. Disebut universal, karena OS tersebut tidak hanya terpakai di ponsel, tetapi juga laptop, tablet, smartwatch, IoT, dan perangkat lain Huawei. Paten OS Hongmeng telah didaftarkan di beberapa negara. Tersiar kabar, OS tersebut akan berganti nama menjadi "Oak OS" untuk versi globalnya. Hongmeng sebenarnya telah dipersiapkan Huawei sejak 2012 untuk mengantisipasi pemblokiran pemerintah AS, yang ternyata benar terjadi. CEO Huawei Richard Yu, dikutip Kompas.tekno (30/6), mengatakan Hongmeng OS segera rilis pada kuartal ketiga tahun ini, sekitar Agustus atau September. Tidak hanya Huawei, vendor smartphone asal Tiongkok lainnya yakni Xiaomi, Oppo, dan Vivo turut menguji coba sistem operasi pengganti Android itu. Hasilnya, sistem operasi Hongmeng diklaim bisa mendongkrak performa ponsel 60% lebih cepat dibandingkan dengan jika menggunakan OS Android. Menurut Global Times, selain bekerja sama dengan Xiaomi, Oppo, dan Vivo, dalam mengembangkan Hongmeng, Huawei juga menggandeng raksasa bisnis online Tiongkok Tencent. Bahkan, menurut sumber terdekat, masih ada sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya yang turut membantu Huawei mengembangkan sistem operasi ini. Akhirnya tampak juga, siapa yang meraih keberuntungan terselubung perang dagang.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar