Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Turki Terima Tudal S-400, AS Resah!

Buras7.156 (Selasa, Umu-08-BU-16)
Artikel Halaman 8, Selasa 16-07-19
H. Bambang Eka Wijaya
TURKI melalui Kementerian Pertahanan menyatakan sistem rudal S-400 yang mereka pesan dari Rusia sudah sampai. Langkah Turki ini meresahkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebab Turki sebagai anggotanya. Bahkan Amerika Serikat (AS) memperingatkan akan ada konsekuensi 'negatif' bagi siapa pun yang membeli senjata Rusia.
Washington sudah mengancam bakal mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35. Mereka memberi Turki tenggat waktu tanggal 31 Juli supaya pembelian F-400 dibatalkan.
Namun Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah bertemu Presiden Trump dengan yakin mengatakan, Ankara tidak akan menerima sanksi karena membeli S-400. Dalam pertemuan bilateral di sela KTT G20 Juni lalu, Erdogan menyampaikan kepada Trump bahwa pendahulu Trump, Barack Obama, tidak mengizinkan Turki membeli rudal Patriot.
"Pengiriman gelombang pertama pertahanan jarak jauh S-400 dilakukan di Pangkalan Udara Musted, Ankara," kata kementerian pertahanan dikutip Kompas.com dari AFP Jumat (12/7). Pengiriman dilakukan dengan cargo udara.
Menurut pabrikannya, Almaz Antey, sistem rudal S-400 bisa menempuh jarak hingga 400 km, didesain untuk menjatuhkan dan melenyapkan segala ancaman di angkasa.
Bisa ditempatkan hanya dalam lima menit, sistem ini terdiri dari sejumlah kendaraan. Yakni, mobi komando, kendaraan radar dengan berbagai fungsi, serta kendaraan peluncur masing-masing mengangkut empat rudal.
Puluhan S-400 kini sudah disiagakan di seantero Rusia. Di antaranya di kawasan paling barat seperti Kaliningrad hingga daerah timur jauh. Empat unit S-400 juga disiagakan di Crimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Rusia dari Ukraina pada konflik 2014.
Sementara dua lainnya dibawa ke Suriah di mana Rusia merupakan sekutu Presiden Bashar al-Assad, untuk melindungi pangkalan Khmeinim dan Tartus.
Sejumlah negara juga membeli S-400 untuk sistem pertahanan negaranya. Tiongkok, menjadi negara pertama yang membeli sistem itu, dengan transaksi 3 miliar dolar AS atau Rp42 triliun.
Pengiriman sudah dilakukan April 2018, dengan uji coba akhir Juni. Detil dari sistwm tersrbut dipaparkan kepada publik.
India juga membeli lima unit S-400 seharga 5,2 miliar dolar AS, atau Rp72,8 triliun, dikirim akhir tahun ini. Negara lain juga menaruh perhatian, seperri Qatar, Irak, hingga Arab Saudi.
NATO dan AS pantas gelisah, karena S-400 merupakan salah satu sistem pertahanan tercanggih dunia, namun harganya jauh lebih murah dari Patriot buatan AS. ***

0 komentar: