Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 31-01-2021
Pertambahan Penduduk RI
Melambat Menjadi 1,25%!
H. Bambang Eka Wijaya
HASIL Sensus Penduduk 2020 menyebutkan pertambahan penduduk Indonesia 2010-2020 melambat menjadi 1,25% per tahun, dibanding priode 2000-2010 pada 1,49%.
Pertumbuhan penduduk dasawarsa terakhir itu terendah sepanjang tujuh dekade. Yakni, 1961-1971 sebesar 2,10%, pada 1971-1980 jadi 2,31%, 1980-1990 jadi 1,98%, dan 1990-2000 jadi 1,44%.
Kecenderungan melambatnya laju pertumbuhan penduduk dari priode ke priode itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik Sudariyanto adalah berkat kebijakan pemerintah menekan laju pertumbuhan penduduk lewat Program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak 1980-an.
Kendati laju pertumbuhan melambat, jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan. Hingga September 2020, berdasar hasil Sensus Pendusuk 2020, jumlah penduduk Indonesia tercatat 270,2 juta jiwa.
Jumlah penduduk bertambah 32,56 juta jiwa atau sebanyak 3,26 juta setiap tahun dibanding hasil Sensus Penduduk 2010.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri merilis jumlah penduduk Indonesia pada akhir Desember 2020 sebanyak 271,3 juta jiwa. Sudariyanto menyatakan, jumlah itu bertambah 0,14% dari hasil Sensus September 2020.
Angka akhir Desember yang ditetapkan sebagai jumlah penduduk Indonesia 2021 itu merupakan sinkronisasi hasil Sensus Penduduk 2020 dan adminiatrasi kependudukan (adminduk) dari Ditjen Dukcapil Kementerian Dalan Negeri.
Dari jumlah tersebut, penduduk perempuan sebanyak 134,2 juta, sedang pria 137,1 juta. Jumlah kartu keluarga sebanyak 86,4 juta.
Untuk sebaran penduduk, Pulau Jawa terbanyak mencapai 55,94%, disusul Sematera 21,73%, Sulawesi 7,43%, Kalimantzn 6,13%, Bali dan Nusa Tenggara 5,57%, Papua 2,02%, dan Maluku 1,17%.
Untuk provinsi Jawa Barat berpenduduk terbesar, yakni 47,1 juta jiwa. Disusul Jawa Timur 41,04 juta jiwa, Jawa Tengah 37,10 juta jiwa, Sumatera Utara 25,14 juta, dan Banten 11,64 juta.
Tampak, lebih separoh penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal, sejak 1905 pemerintah Hindia Belanda sudah melaksanakan program transmigrasi untuk menjaga komposisi sebaran penduduk tetap ideal. Tapi dalam dua dekade terakhir ini program transmigrasi tampak melemah, sehingga involusi, beban tanah menghidupi penduduk di Pulau Jawa, semakin kritis.
Sebaliknya, tanah produktif dibagikan kepada para konglomerat hingga ratusan ribu hektar per orang. Akibatnya, rakyat kebanyakan malah kesulitan mendapatkan tanah produktif untuk sekadar bertahan hidup saja pun. ***