Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 12-01-2021
Kian Terpuruk, Trump pun Ngaku Kalah!
H. Bambang Eka Wijaya
SETELAH empat orang dari massa pendukung dirinya yang ia provokasi menyerang parlemen tewas, Trump sehari kemudian mengecamnya lewat video. Seolah ia sadar upayanya mempertahankan kekuasaan sudah kandas, dan itu hanya membuat dia kian terpuruk saja.
Plot drama kegilaannya tak henti menyebar kebohongan tentang kecurangan tanpa bukti pilpres AS, berubah jadi sok "negarawan" dengan mengakui kekalahan dirinya, dan kemenangan Biden. Sekaligus ia berjanji akan melakukan transfer kekuasaan secara damai 20 Januari.
Dalam serbuan massa pro-Trump ke gedung parlemen Rabu (6/1), selain empat orang massa penyerang, juga seorang polisi tewas. Saat itu, Kongres AS sedang membahas pengesahan sertifikat dewan elektoral yang memenangkan kandidat Partai Demokrat Joe Biden dalam pilpres.
Anggota Kongres terpaksa diungsikan karena massa yang jumlahnya jauh lebih banyak dari petugas keamanan gedung parlemen berhasil menerobos dan merusuh dalam gedung.
Unggahan video Trump ke Twitter dilakukan setelah akun miliknya12 jam diblokir Twitter karena dinilai menyulut kekerasan di Washington DC.
"Kini Kongres telah menyertifikasi hasil dari pemerintahan baru yang akan dilantik 20 Januari," ujar Trump. "Fokus saya kini adalah memastikan transisi kekuasaan secara nyaman dan tertib. Momen ini juga digunakan sebagai rekonsiliasi dan pemulihan."
Ia mengaku tim legalnya sudah menggunakan semua koridor resmi untuk menggugat hasil Pilpres AS 2020. Ini ia tujukan ke para pendukungnya, diiringi salamnya yang getir.
"Kepada seluruh pendukung saya yang tercinta, saya tahu kalian kecewa. Tapi, saya ingin kalian tahu perjalanan kita baru saja dimulai," ujarnya dikutip Kompas.com dari BBC. (8/1/2020)
Ia menuturkan, empat tahun menjadi Presiden AS adalah kehormatan seumur hidupnya.
Dia mengklaim sudah mengerahkan Garda Nasional untuk membantu penegak hukum memulihkan ketertiban. Klaimnya ini bertentangan dengan laporan media AS, yang mengulas bahwa sang presiden sempat tidak ingin memberantas kerusuhan.
Justru yang berinisiatif menelpon Garda adalah Wakil Presiden Mike Pence, meski dia tak punya otoritas untuk mengerahkannya.
Saat terjadi kerusuhan akibat serangan massa Trump ke parlemen, Washington Post menulis tajuk agar Trump diberhentikan dari jabatannya tak perlu menunggu sampai Joe Biden dilantik.
Presiden ini tak layak untuk tetap bertugas. Setiap detik ia jadi ancaman bagi ketertiban umum dan keamanan nasional, tulis tajuk itu. ***
0 komentar:
Posting Komentar