Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Polisi Maya, Berburu Mimpi Buruk!

Atikel Halaman 8, Lampung Post Senin 04-01-2021
Polisi Maya, Berburu Mimpi Buruk!
H. Bambang Eka Wijaya

MAYA  berasal dari bahasa Sansekerta artinya ilusi. Menurut Google, dalam bahasa India artinya kreatif. Lalu dalam bahasa Jawa berarti lembut. Dalam Bahasa Indonesia sama, juga berarti ulusi, bayangan, tak nyata atau tak tampak jelas.
Pokoknya, seperti arti lain maya dalam Bahasa Indonesia menurut Google, maya itu kondisi hidup tenang. Tapi dunia maya atau ilusi yang paripurna adalah alam mimpi. Maka itu, media siber di Indonesia yang disebut dunia maya, meskipun semestinya juga sebuah dunia ilusi yang tenang dan kreatif, seperti mimpi dia 
 liar dari impian indah sampai mimpi buruk.
Karena itu, jika pemerintah pada 2021 ini menurut Mahfud MD akan menghadirkan polisi siber, polisi maya, tak ayal lagi nantinya polisi-polisi itu akan gentayangan di alam mimpi, memelototi impian setiap orang untuk berburu mimpi buruk. Gambarannya dari Maffud kira-kira, barang siapa malamnya mimpi buruk, melihat pejabst yang hidungnya mancung jadi pesek, pagi harinya dia sudah ditangkap.
Selain fakta impiannya yang sudah direkam polisi sebagai bukti, saksi ahli juga dihadirkan apakah impian tersebut benar, bahwa pejabat yang diimpikan itu hidungnya pesek? Ketika oleh saksk ahli ditegaskan bahwa hidung pejabat dimaksud tidak pesek, maka si pemimpi kena pasal ujaran kebencian atau  jungto fitnah. Ia pun jadi tersangka dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.
Akibatnya kalau sekarang saja penjara sudah overkapasitas lebih 200%, nantinya kalau polisi maya sudah aktif berburu mimpi buruk, harus diprioritaskan proyek membangun gedung penjara baru.
Sekarang saja rakyat sudah takut bicara, apalagi mengeritik pejabat karena banyak yang sudah dijebloskan ke penjara dengan dakwaan ujaran kebencian atau fitnah karena pandangan atau pendapatnya berbeda dengan  penguasa. Indikatornya, skor komponen kebebasan mengemukakan pendapat dalam Indeks HAM RI 2020 yang hanya 1,7 dari nilai 1 terburuk dan 7 terbaik.
Dengan aktifnya polisi maya berburu mimpi buruk penduduk, Indeks HAM itu bisa lebih merosot lagi hingga ke skor minus, atau terjadi resesi mimpi. Pasalnya rakyat jadi tak bisa tidur, takut kalau tertidur mendapat mimpi buruk, padahal mimpi buruk itu liar, di luar kendali dirinya.
Konon lagi mimpi buruk itu bukan hanya yang liar di dunia ilusi, tapi lebih sukar dihindari lagi yang datang dari alam realitas hidup sehari-hari yang penuh kegetiran, terjebak serba kekurangan dan ketidakadilan, baik dalam hukum maupun sosial ekomomi. ***






0 komentar: