Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Lampung Dapat Manfaat Fenomena Basah LaNina!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 10-01-2021
Lampung Dapat Manfaat
Fenomena Basah LaNina!
H. Bambang Eka Wijaya

ANOMALI cuaca dampak fenomena LaNina yang basah atau banyak hujan, puncaknya awal 2021 ini, bermanfaat bagi Lampung yang 250 ribu hektar sawahnya tadah hujan untuk memanen dan menyimpan air tanah, juga buat cadangan air 200 ribu hektar sawah irigasi.
Kesempatan memanen air dari fenomena LaNina bagi daerah yang perlu cadangan air setiap musim kering seperti Lampung, tersimpul dari penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang dampak positif fenomena LaNina, selain ancaman bencana hidrometeorologi yang acap mengiringinya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati berkata, fenomena LaNina telah lama dikenal memiliki dampak bersifat global.
Wilayah pertama terdampak peningkatan curah hujan yaitu wilayah Pasifik Barat meliputi Indonesia, sebagian Asia Tenggara, dan bagian utara Australia.
Wilayah lainnya di luar Pasifik Barat seperti Brasil bagian utara dan sebagian pantai Barat AS juga terdampak.
Sementara di wilayah lain lagi, fenomena LaNina menyebabkan pengurangan curah hujan, terjadi di sebagian pantai timuf Asia, bagian tengah Afrika dan sebagian tengah Amerika.
Sebagai bagian dari variabilitas sistem iklim glonal, LaNina dan ElNino terjadi berulang dan memiliki siklus 2-8 tahun.
Menurut Dwikorita, LaNina terakhir pada 2010, di mana untuk wilayah Indonesia dikenal sebagai tahun basah karena hampir tidak ada kemarau sepanjang tahun akibat curah hujan yang berlebih.
"LaNina lebih dipandang sisi negatifnya yang berdampak pada bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita dikutip Sains.Kompas (30/12/2020).
Padahal, dalam enam kali LaNina selama priode 30 tahun terakhir, telah terjadi surplus air tanah tahunan di Waeapo, Pulau Buru, sebesar 755 mm atau setara dengan 222% dari kondisi normalnya.
Oleh karena itu, sebenarnya kata Dwikorita, hal tersebut mengindikasikan bahwa dampak LaNina selain memiliki sisi ancaman, ternyata juga punya peluang positif yang dapat dimanfaatkan.
Adapun pemanfaatannya bisa berupa panen hujan dan surplus air tanah, peningkatan produktivitas pertanian yang memerlukan banyak air, dan pemanfaatan telaga yang muncul selama tahun basah untuk budidaya ikan air tawar semusim.
"Kita bisa mengambil berkah dan manfaat dari fenomena LaNina, sehingga para petani di wilayah yang terkenal selalu kekurangan air bisa melakukan pemanenan air," jelasnya.
Gagasan panen air untuk Lampung pernah dikemukakan Anshori Djausal dalam bukunya "Perjalanan Setitk Air" (Bumilada, 1999). ***


0 komentar: