Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ahli, Banyak Kasus Covid Tak Terdeteksi!l!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 25-08-2021
Ahli, Banyak Kasus Covid Tak Terdeteksi!
H. Bambang Eka Wijaya

AHLI epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan masih banyak kasus Covid-19 di Indonesia tidak terdeteksi, dalam sehari minimal 50 ribu kasus.
"Kasus-kasus yang tidak terdeteksi akan terus menjadi penyebar, penyebab klaster lain, terjadinya penyebaran dari varian Delta di mana-mana dan akan menimbulkan lonjakan-lonjakan lain, selain potensi menghasilkan varian baru yang lebih super," ujar Dicky, (detik-health, 23/8/2021)
Banyaknya kasus yang tak terdeteksi itu akibat jumlah testing Covid-19 yang jauh dari standar WHO, 1 per seribu penduduk per minggu. Namun implementasinya, menurut dia, hanya 0,4. Sementara kondisi di Indonesia untuk menemukan satu kasus konfirmasi positif Covid-19 hanya diperlukan testing kepada empat sampai lima orang.
Mengacu pada angka testing dan jumlah kematian akibat Covid-19, Dicky menegaskan, masyarakat Indonesia belum bisa bernapas lega. Juga diadakan pelonggaran, ia menyarankan penurunan satu level serta harus terukur dan koheren.
Update Covid-19 Indonesia 22 Agustus 2021, ditemukan 12.408 kasus positif baru hasil pemeriksaan spesimen testing sebanyak 148.410. Kasus kematian akibat Covid-19 hari itu bertambah 1.030 orang. (detik.com, 22/8)
Jumlah testing itu dinilai terlalu kecil, sehingga kasus yang terdeteksi juga relatif sedikit. Para pakar epidemiologi menyarankan testing satu hari setidaknya 300 ribu spesimen, sehingga lebih banyak kasus terdeteksi. Kalau jumlah testing, lebih banyak kasus tidak terdeteksi, virusnya berkembang dalam masyarakat dan main "petak umpet" dengan perugas testing. Akibatnya, Covid bertahan lebih lama.
Selain itu, jumlah kematian akibat Covid-19 pada 22 Agustus 2021 sebanysk 1.030 orang itu menurut data Worldometers tertinggi di dunia, disusul Meksiko 847 orang, dan Rusia 762 orang. (Bisnis.com, 23/8)
Menurut Dicky, PPKM berlevel memang mencegah skenario terburuk dari pandemi Covid-19, seperti memperlambat penularan virus, termasuk varian Delta.
Namun  karena masih banyak kasus Covid-19 tak terdeteksi, PPKM berlevel belum efektif mengatasi kondidi pandemi saat ini.
Ia menegaskan, Indonesia belum usai diterpa serangan varian Delta. Meski Jawa-Bali telah melampaui puncak kasus Covid-19, krisis belum  berakhit sehingga pelonggaran aturan penamganan pandemi bisa nemicu lonjakan kasus kembali.
Ia tegaskan, gelombang serangan Delta belum usai, belum berakhir. Masa krisis masih tercermin pada angka kematian akibat Covid yang tertinggi di dunia. ***




0 komentar: